Perjalanan Dinas Medan-Kabanjahe-Sidikalang. Ada Air Terjun Di Tengah Jalan, Nyobain Durian Ucok

Perjalanan Dinas Medan-Kabanjahe-Sidikalang. Ada Air Terjun Di Tengah Jalan, Nyobain Durian Ucok – Perjalanan dinas ke Sumatera Utara ini di lakukan di awal Desember 2019. Untuk kegiatan ini saya tidak sendirian tapi bertiga: saya, teman saya, serta leader dari rekanan provider. Hari Kamis 5 Desember 2019, pagi2 kami sudah di bandara Soekarno-Hatta karena pesawat Citilink yang nanti kami tumpangin akan berangkat jam 5 pagi.

Nyobain Durian Ucok - Tiket Pesawat ke Medan
Tiket Pesawat Citilink Jakarta-Medan

Perjalanan ke Medan membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam 40 menit, dan sekitar jam 7:45 kami sudah mendarat di Medan.

Nyobain Durian Ucok - Bandara Kualanamu
Mendarat di Bandara Kualanamu

Karena tidak ingin mengulangi kesalahan2 traveling sebelumnya yang sering lupa foto suasana bandara, saya pun langsung minta foto dulu di bandara Kualanamu ini. Meskipun sering disebut bandara nya Medan, tapi sebenarnya bandara ini masih berada di wilayah kabupaten Deli Serdang.

Nyobain Durian Ucok - Tiba di Bandara Kualanamu
Mejeng dulu biar kelihatan pernah ke Medan 😀 

Berhubung kami bertiga dan perjalanan yang di tempuh lumayan jauh oleh rekanan provider kami sudah di sewakan mobil, aman deh gak akan jadi gelandangan seperti kalo saya bepergian sendiri 😀 . Setelah keluar bandara kami mencari sarapan dulu, dan akhirnya memilih sarapan Lontong Medan yang ada di pinggir jalan tidak begitu jauh dari Bandara. Menu ini tidak begitu jauh beda dengan klontong sayur pada umumnya ya, yang membedakan mungkin isiannya yang berupa telur bumbu bali, dan juga mie dengan tekstur tebal, selebihnya sama seperti lontong sayur pada umumnya yang berisi sayuran dan kuah santan. Satu lagi yang membedakan, default rasa kuahnya sudah lumayan pedas.

Lontong Medan

Tujuan berikutnya adalah kota Kabanjahe untuk memulai pekerjaan disana. Menurut mbah gugel maps, perjalanan bisa ditempuh dalam waktu 3 jam saja. Tapi tidak semudah itu ferguso, karena ternyata perjalanan kesana melewati medan yang lumayan susah, dengan jalan yang menanjak dengan disertai tikungan2 tajam di sekitarnya. Dan tentu saja dengan kabut tebal yang sering menyelimuti di beberapa lokasi karena jalan yang kami lalui adalah lereng gunung Sinabung. Sejenak kami berhenti di daerah Panetepan untuk buang hajat kecil karena udaranya yang juga sangat dingin. Sambil berhenti saya sempat mengabadikan bagaimana kabut tebal menyelimuti wilayah sekitar.

Kabut tebal menyelimuti daerah Panetepan

Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam 30 menit barulah kami sampai Kabanjahe dan segera memulai pekerjaan. Skip-skip, langsung ke makan siang yang sudah kesorean 😀 . Kami berlima bersama driver & 1 lagi rekanan provider area Kabanjahe menuju RM Maspon yang berada tak jauh dari tempat kami melakukan pekerjaan. Disini saya memesan ikan cikala bumbu kuning, ga tau deh ini makanan khas atau bukan, yang jelas menurut saya rasanya enak 😀 . Bumbu2 kuah kuning yang meresap ke ikan serta daging ikannya yang empuk, serta acar yang ada di atasnya. Tempe goreng tepung yang dijual disini juga enak dengan sambal kecap yang melengkapi. 

Makan Siang di RM Maspon

Sesudah makan kami kembali melanjutkan pekerjaan, sekitar jam 18:45 kami baru selesai untuk mengerjakan sisi Kabanjahe. Untuk mempersingkat waktu walau sudah malam kami langsung lanjut menuju Sidikalang dan berencana menginap disana saja. Dalam perjalanan kami berhenti sebentar untuk makan malam. Saya tidak tau apa nama resto nya karena ga ada plakat, tapi tempat ini luas dan menurut info driver ini tempat rest area. Makanan yang disajikan disini tidak ada yang khas Medan, hanya menu bakar-bakaran dan menu khas Aceh. Disini saya memesan seporsi mie Aceh yang tentu saja disajikan dalam kondisi maih hangat. Untuk rasa lumayan enak dengan ciri khas mie Aceh yang rempah kuahnya terasa agak kuat, lumayan buat mengganjal perut yang lapar selepas bekerja dan di tengah suhu yang dingin.

Makan Malam Mie Aceh

Hampir tengah malam kami baru sampai di Sidikalang, karena mobil tidak bisa berjalan cepat akibat kabut lumayan tebal dan harus beberapa kali mengikut truk yang berjalan pelan.

Hari Kedua Jumat 6 Desember 2019, kamipun bergegas menuju kantor tempat pekerjaan dilakukan dan segera memulai pekerjaan. Skip-skip lanjut istirahat makan siang. Sebelum berangkat makan siang sambil menunggu yang lain siap2 saya sejenak mampir ke Gedung Nasional Djauli Malik yang lokasinya tak jauh dari tempat pekerjaan kami. Gedung ini merupakan bangunan bersejarah dan icon dari kabupaten Dairi. Berkeliling di sekitar saya tidak mendapatkan info atau papan yang menjelaskan sekilas tentang gedung ini, dan saat saya kesana tidak ada aktifitas apapun di gedung ini. Tapi saya tetap senang bisa kesini karena bisa melihat bangunan dengan bentuk yang unik khas Sumatera Utara. Menurut info yang beredar pemerintah setempat berencana menjadikan gedung ini sebagai tempat memamerkan benda bersejarah, aktivitas budaya, pusat kuliner dan pusat kerajinan atau souvenir khas Kabupaten Dairi.

Gedung Nasional Djauli Malik

Untuk makan siang kali ini kami menuju RM Rico yang menjual makanan khas Minang alias warung Padang 😀 . Warung ini terlihat ramai oleh pengunjung. Cara penyajiannya adalah berbagai makanan dihidangkan di meja kami, untuk kami bebas memilih menu apa saja yang diambil. Rasa masakannya disini menurut saya enak, jadi wajar kalau warung ramai.

Makan Siang di RM Rico Minang

Selesai makan kami melanjutkan pekerjaan, perangkat sudah terinstal semua tapi ternyata link dari provider belum siap. Berhubung kami ingin layanan ini segera bisa digunakan, kami meminta provider cek, dan untuk memastikan pengecekan, kami sampai mengikuti mereka menyusuri satu persatu jalur yang dilalui dari Sidikalang ke Kabanjahe yang sebenarnya bukan scope pekerjaan kami 😀 . Sebelum memulai perjalanan sejenak mampir indomaret beli cemilan selama diperjalanan. Disini juga menjual kacang goreng khas buatan Sumatera Utara yaitu Kacang Sihobuk. 

Kacang Sihobok, Asli Sumut

Hingga langit gelap malam pun kami masih belum selesai menelusuri jalur. Di salah satu tempat yang kami datangi daerah Sulu-sulu, lokasi nya lumayan masuk ke dalam kebon yang dikelilingi rumput ilalang yang tinggi. Menuju daerah nyempil yang belum pernah didatangi sebelumnya di gelapnya malam ini sedikit mengingatkan saya saat dulu masih jadi tukang keliling Jabar-Banten, yang sering juga mengalami kondisi serupa menyusuri desa2 tengah malam, bahkan sering sampai menginap dalam truk di pinggiran jalan, pom bensin, atau kantor desa setempat.

Malam hari di Sulu-sulu

Akhirnya dini hari menjelang subuh baru bisa dipastikan bahwa scope sisi provider sudah pasti OK, dan kami pun menuju Kabanjahe untuk menginap disana. Saat itu rekanan provider kami yang berangkat bersama dari Jakarta sudah pulang duluan karena ada urusan yang tidak bisa ditinggal. Jadi keesokan harinya kami hanya ditemani oleh rekanan provider kami wilayah Kabanjahe-Sidikalang saja. 

Sabtu 7 Desember layanan belum berjalan sebagaimana mestinya. Kami mencurigai ada problem di salah satu interface atau perangkat kami. Akhirnya saya dan teman sayapun berpisah, teman saya tetap standby di Kabanjahe, dan saya kembali ke Sidikalang untuk mengecek di sisi sana. Karena perjalanan yang jauh dan memakan waktu yang lama, baru sore hari kami menyelesaikan pekerjaan ini dan memastikan layanan sudah berjalan sempurna. Menjelang sore hari hujan mengguyur Sidikalang dan saya bersama sopir mulai berjalan menuju Kabanjahe. Di perjalanan meski hujan biar ada kenang-kenangan di perjalanan, saya minta sopir menghentikan sejenak mobilnya di air terjun Lae Pandaroh. Air terjun yang berada di daerah tengah jalan Sidikalang-Sumbul ini memiliki ciri khas yaitu air terjunnya tepat di tebing pinggir jalan dan memotong jalan raya, sehingga harus dibuatkan jembatan agar jalan tersambung. Sejenak saya ambil foto disini.

Air Terjun Lae Pandaroh

Hari sudah gelap ketika kami baru sampai Kabanjahe menjemput teman saya. Kamipun bergegas pulang menuju Medan agar sampai sana tidak sampai kemalaman dan bisa segera beristirahat. Di tengah perjalanan kami mampir sejenak makan malam di Panetepan. Untuk makanan disini tidak istimewa karena hanya tersedia indomie, roti bakar, dan secangkir kopi. Sedikit menyenangkan karena lokasinya yang berada di dataran tinggi sehingga bisa melihat kilauan lampu kota Medan dari ketinggian. Tengah malam kami baru sampai di hotel kota Medan untuk beristirahat.

Suasana Malam di Panetepan

Seperti biasa saya meminta dibelikan tiket sore saja agar bisa jalan-jalan terlebih dahulu sedikit eksplore kota Medan.

Untuk share pengalaman berkeliling sebentar di kota Medan, lanjut di halaman 2 ya.

1 thought on “Perjalanan Dinas Medan-Kabanjahe-Sidikalang. Ada Air Terjun Di Tengah Jalan, Nyobain Durian Ucok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *