Wisata Kuliner Purwokerto Dalam Waktu 1 Hari, Bisa Makan Sroto & Getuk Goreng

Wisata Kuliner Purwokerto Dalam Waktu 1 Hari, Bisa Makan Sroto & Getuk Goreng – Ora ngapak ora kepenak, mungkin istilah itu sering kita dengar oleh orang yang berasal dari daerah Banyumasan. Nah kabupaten Banyumas sendiri beribukota di kota Purwokerto, kota yang kali ini saya kunjungi. Purwokerto dikenal sebagai tempat pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas. Tentu saja Purwokerto mempunyai beberapa kuliner yang menarik untuk dicoba. Awal mula saya tiba-tiba pingin ke Purwokerto karena lagi gabut aja pengen healing naik kereta api tapi dengan budget seminimal mungkin (tinggal ngomong ae lagi ora nduwe duwek bos 😀 ) . Karena sepanjang bulan Agustus ini lagi banyak trouble di kerjaan, mulai dari unusual & anomali traffic yang bikin network ga stabil, 3 perangkat core hardware rusak & harus replace & restore ulang, sampe AC datacenter problem yang membuat layanan datacenter lumayan chaos, hingga menyebabkan pikiran & energi cukup terkuras karena harus ikut membereskan itu semua mulai dari sering pulang larut malam dini hari, sampe pas 17 Agustusan yang harusnya ikut lomba malah dihabiskan buat recovery layanan yang terganggu gara2 3 perangkat di datacenter yang tewas hardware nya (lha malah curcol 😀 ) . Tapi syukurlah semua sudah teratasi dengan baik, dan di weekend akhir bulan Agustus yang sudah agak lega ini diputuskan untuk jalan-jalan naik kereta api ke Purwokerto, sekedar untuk kembali menyegarkan pikiran. Buat anda yang ingin ke Purwokerto dengan biaya murah, bisa memilih transportasi kereta api kelas ekonomi, karena biayanya sangat terjangkau, pilihannya bisa menggunakan KA Bengawan lewat jalur utara dengan durasi perjalanan 5,5 jam dengan harga 70 ribu rupiah, atau KA Serayu lewat jalur selatan dengan durasi perjalanan 10 jam dengan harga 67 ribu rupiah. Harganya sangat murah meriah kan? Untuk cerita pengalaman naik kereta api ekonomi yang lain juga bisa sambil dilihat artikel tentang – Jalan-jalan ke Palembang naik Kereta Api cuma 130 ribu saja.

selamat datang di purwokerto
Tiba di Purwokerto

Sabtu 26 Agustus 2023, sekitar jam 11:25 pagi, kereta api Bengawan yang saya naiki sudah tiba di Stasiun Purwokerto. Karena sudah mendekati jam makan siang, tentu tujuan pertama adalah cari makan dulu. Untuk tempat kulineran di Purwokerto, kebanyakan berada di daerah Sokaraja yang berjarak sekitar 10km dari pusat kota. Salah satu kuliner yang terkenal dari Sokaraja Purwokerto ini adalah sroto, atau soto khas Sokaraja. Untuk transportasi menuju kesana gimana? 10km kalo naik ojek / grab, mahal dong? Tenang, ga perlu khawatir soal itu, karena di Purwokerto sudah ada layanan Bus Rapid Trans (BRT) Trans Jateng, yang melayani rute di sepanjang kota Purwokerto, serta daerah-daerah di sekitarnya, dimana tarifnya sangat terjangkau, jauh dekat cukup bayar 4000 rupiah saja.

bus trans jateng
BRT Trans Jateng Purwokerto

 

peta rute brt trans jateng purwokerto
Peta Rute BRT Trans Jateng

Tujuan pertama wisata kuliner purwokerto dalam waktu 1 hari kali ini adalah makan siang di Soto Sutri 2 Sokaraja. Untuk menuju kesana dari stasiun Purwokerto caranya adalah, jalan kaki sekitar 600 meter menuju ke Halte Bus Pasar Manis, naik bus yang menuju terminal Bulupitu, transit di terminal Bulupitu, lalu naik bus yang menuju Bukateja, nanti turun di halte SMPN 1 Sokaraja. Dari halte SMPN 1 Sokaraja lanjut jalan kaki lagi sekitar 900 meter menuju ke warung Soto Sutri Sokaraja. Soto Sutri merupakan salah satu warung soto yang cukup legendaris di Sokaraja, karena warung soto ini telah berdiri sejak tahun 1984. Soto Sutri 2 merupakan warung makan cabang ke 2 dari Soto Sutri 1 yang lokasinya tak berjauhan.  Soto Sutri 2 berlokasi di Jl. Kertadirjan, Sokaraja, Dusun I, Sokaraja Kulon sedangkan lokasi cabang pertama nya berlokasi di Jl. Pramuka No.09, Dusun II, Sokaraja Kulon yang jaraknya hanya sekitar 300 meter saja. Namun, Soto Sutri 2 terlihat lebih ramai dipadati pengunjung karena tempatnya lebih luas sehingga dapat menampung banyaknya konsumen yang datang berkunjung untuk mencicipi soto ini.

warung soto sutri 2 sokaraja
Warung Soto Sutri 2 Sokaraja

Soto merupakan kuliner Indonesia yang sangat disukai, sepertinya di setiap daerah di Indonesia mempunyai olahan soto dengan ciri khas masing-masing. Pun demikian dengan Soto khas Sokaraja ini. Soto Sokaraja atau yang biasa disebut Sroto memiliki ciri khas khusus sebagai pembeda dari soto-soto lainnya. Perbedaaanya terletak pada kuah yang digunakan, kuah dari sroto Sokaraja menggunakan sambal kacang, sehingga menimbulkan rasa gurih dan manis secara bersamaan. Untuk di Warung Soto Sutri ini hanya menyediakan varian soto daging ya. Soto daging berkuah bening, disajikan dengan lontong, lalu ditambah daun bawang putih, kerupuk, dan kecambah. Kalau menurut pendapat saya soto disini sih nikmat banget ya. Porsi daging nya melimpah, begitu juga dengan kondimen lain seperti kerupuk, kecambah & daun bawang diberikan porsi banya dan ga pelit. Paling sedikit kekurangannya adalah lontongnya yang cuma 3 iris, kalau buat kuli seperti saya yang biasa makan nasi atau lontongnya yang banyak, 3 iris lontong rasanya kurang banyak, tapi mungkin emang komposisi porsinya segitu, karena topingan lain terutama daging sapinya yang sudah sangat banyak. Tambahan sambal kacangnya enak, & meskipun pedas tapi tidak terlalu ekstrim jadi masih masuk untuk yang tidak bisa makan terlalu pedas, biar tambah mantap jangan lupa menambahkan snack lanting yang bisa dimakan bareng sama sotonya. 1 porsi soto + 1 kerupuk toples + 1 lanting + 1 teh hangat kemarin saya makan disini habis 29000 rupiah, worth it sih menurut saya, karena bisa dapat soto khas daerah setempat dengan dagingnya yang melimpah.

Sroto Daging & Bumbu Kacang nya yang khas

 

Sudah selesai makan siang, saatnya cari jajanan khas Banyumasan lagi. Kali ini yang akan dicari adalah getuk goreng. Di sepanjang jalan raya Sokaraja, banyak sekali berjejer penjual getuk goreng, dan hampir semuanya menuliskan nama Asli, sampe bingung saya, kalau semua bilang asli terus yang palsu & KW yang mana ini? 😀 . Akhirnya saya memilih untuk membeli getuk goreng di Toko H. Tohirin Asli Pusat, yang berada tak jauh dari lampu merah perempatan Sokaraja.

toko getuk goreng haji tohirin sokaraja
Toko Getuk Goreng Haji Tohirin Sokaraja

Getuk goreng adalah kudapan yang terbuat dari bahan dasar singkong, atau oleh warga sekitar biasa disebut dengan “budin”, dengan tambahan gula jawa membuat rasanya menjadi manis dan gurih. Sejarah dari getuk goreng sendiri menurut beberapa informasi yang saya dapat adalah, makanan ini ditemukan oleh bapak Sanpirngad sekitar tahun 1918. Beliau ini dulunya adalah penjual nasi rames, dimana selain nasi rames juga menyediakan jajanan getuk basah. Namun seringkali getuk nya ini tidak habis terjual dan dibuang, hingga akhirnya pak Sanpirngad mempunyai inisiatif untuk mengolah dengan cara lain getuk-getuknya itu yaitu dengan diolah secara digoreng. Tidak diduga, ternyata getuk goreng ini banyak peminatnya, sehingga pembuatan jajanan ini diteruskan oleh beliau lalu dilanjutkan oleh keturunannya hingga saat ini. Sampai sekarang, bila kita melewati Sokaraja pasti banyak plang bertuliskan Getuk Goreng Asli H Tohirin di sepanjang jalan raya. H Tohirin ini adalah menantu Pak Sanpirngad yang meneruskan usaha getuk goreng. Sudah ada beberapa cabang yang sekarang diteruskan anak-anak dari H Tohirin. Getuk goreng yang ada sekarang juga sudah berkembang dengan menyediakan banyak varian rasa seperti original, coklat, nangka, durian, dan lain sebagainya. Untuk 1 porsi getuk goreng di Toko Haji Tohirin Asli Pusat ini dihargai 23000 rupiah saja dengan porsi sebanyak 0,5kg, ini sih udah banyak banget menurut saya, dan harganya juga masih cukup terjangkau.

kuliner purwokerto getuk goreng
Getuk Goreng kudapan khas Sokaraja

Berhubung hari sudah siang mau jam 1/2 2, dimana saya cuma punya waktu sampe malam ini saja di Purwokerto, maka kegiatan wisata kuliner purwokerto dalam waktu 1 hari di Sokaraja dicukupkan sampai beli getuk goreng saja, dan saya kembali menuju kota Purwokerto, tentu saja dengan naik bus BRT Trans Jateng yang cuma 4 ribuan itu. Saya turun di halte Pratista Harsa yang tak jauh dari alun-alun kota. Ternyata pas saya kesana, di Purwokerto lagi ada acara karnaval Agustusan, yang membuat suasana kota jadi sangat ramai sekali dan macet dimana-mana.  

Suasana pusat kota Purwokerto yang sedang ramai oleh acara Karnaval Agustusan

 

Karena suasana yang super crowded jadi susah buat foto-foto alun-alun dan sekitarnya yang sudah disesaki banyak orang, akhirnya saya lebih memilih untuk jalan kaki saja menuju ke tempat landmark lain yaitu Menara Pandang Teratai. Menara Pandang Teratai Purwokerto merupakan sebuah menara yang berada di Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas. Menara pandang setinggi 117 meter yang dibangun sejak tahun 2021 ini merupakah sebuah proyek infrastruktur pariwisata baru di Kawasan Kota Baru Purwokerto yang berada di wilayah Jalan Bung Karno. Dari alun-alun kota Purwokerto bisa ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih sekitar 10 menit. Untuk HTM menuju Menara Teratai per orang di hari weekend adalah 25000 rupiah.

menara pandang teratai purwokerto
Menara Pandang Teratai Purwokerto

Menara teratai terbagi menjadi 5 lantai yang untuk lantai 1-4 bisa dituju menggunakan lift sementara untuk ke lantai 5 harus naik tangga dulu dari lantai 4, dimana setiap lantai memiliki bagian-bagian tersendiri.

  • Lantai 1 terdapat pojok baca, beberapa patung kegiatan yang dilakukan oleh Bung Karno, dan komik kisah Raden Kamandaka yang dipajang mengelilingi dinding
  • Lantai 2 merupakan cafe Ruang Kopi Soekarno Cicle, yang menyediakan beberapa menu makanan dan minuman yang bisa dinikmati sambil melihat pemandangan sekitar, selain itu terdapat perpustakaan mini & ruang meeting yang bisa disewa melalui pengelola
  • Lantai 3 sudah berada di bagian atas menara karena berada di ketinggian 70 meter namun dengan konsep indoor, dimana merupakan dek pandang ber-AC dimana terdapat lantai kaca tembus pandang dua lapis. Di sini anda bisa mencoba uji nyali sekaligus merasakan sensasi berdiri diatas lantai kaca yang transparan, dimana anda akan berdiri di ketinggian 70 meter dengan seolah-olah tidak ada penghalang sama sekali. Buat yang punya pobhia ketinggian mungkin akan merasakan merinding saat awal melintasinya, tapi kalau sudah terbiasa ya aman-aman saja sebenernya 😀 .
  • Lantai 4 merupakan dek pandang tapi menggunakan konsep ruang terbuka dimana terdapat dek pandang yang tepiannya terbuka sehingga pengunjung akan merasakan terpaan angin kencang selama berada di sana. Namun pemandangan disini terlihat agak kurang bebas karena tepian dek dilindungi jaring kawat dengan rangka besi berdiameter besar yang berfungsi sebagai pengaman
  • Lantai 5 juga merupakan dek pandang, dimana jaring kawat digantikan dengan penutup dari kaca, sehingga meski angin masih menerpa namun tidak sebanyak di lantai 4, selain itu di lantai 5 terdapat meja & kursi yang menghadap keluar menara, yang bisa digunakan untuk melihat pemandangan. Disini anda akan lebih bebas untuk menikmati pemandangan suasana kota Purwokerto dari ketinggian, serta bisa melihat pegunungan yang berada tak jauh dari kota Purwokerto

Pemandangan dari atas Menara Pandang Teratai

 

Setelah sekitar hampir 1 jam menghabiskan waktu di Menara Pandang Teratai, karena hari sudah mulai sore saya melanjutkan jalan kaki ke penginapan untuk mandi dan bersih-bersih diri & bersiap untuk beribadah di Gereja Katedral Kristus Raja Keuskupan Purwokerto. Karena tujuan saya memilih Purwokerto untuk traveling singkat kali ini selain pengen jalan-jalan naik kereta api & kulineran, adalah memenuhi keiginan untuk bisa pernah mengunjungi 7 Katedral Keuskupan yang ada di Jawa. Sebagai informasi, gereja Katolik di Jawa memiliki 7 keuskupan, yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, dan Purwokerto, dimana tinggal Katedral Keuskupan Purwokerto saja yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Bagi umat Katolik yang sedang berkunjung ke Purwokerto dan ingin beribadah disini, jadwalnya adalah setiap Sabtu pukul 17:00 & Minggu pukul 06:00, 08:00 & 17:00. Jika kebanyakan Gereja Katedral mengusung konsep Neo Gotic yang klasik, berbeda dengan Katedral Purwokerto ini yang mengusung konsep kearifan lokal, yang terlihat dari bentuk atap nya yang mengadopsi atap dari rumah joglo khas Jawa. 

Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto

 

Selesai ibadah jam 18:20, karena memang ga ada perencanaan sebelumnya tempat-tempat wisata yang mau dikunjungi di perjalanan kali ini ya sudah saya jalan kaki saja menikmati suasana malam kota Purwokerto. Salah satu yang menarik perhatian adalah makam yang terletak di tengah jalan. Nama makam tersebut adalah Makam Ragasemangsang. Letaknya berimpitan langsung dengan Kompleks Pendopo Bupati Banyumas, tepatnya di Kelurahan Sokanagara, Purwokerto Utara. Bentuknya disebut mirip dengan benteng kuno. Bangunannya berukuran sedang, sekitar 2,5 x 1,5 meter persegi, dengan tinggi 180 sentimeter itu berdiri di persimpangan jalan. Menurut informasi yang beredar kenapa makam ini berada di tengah jalan, rupanya memang sejak dulu upaya untuk memindahkan makam ini selalu gagal. Biasanya, sosok yang dikubur di dalam makam ini akan mendatangi pejabat petinggi daerah dan mengutarakan keinginannya untuk tidak ingin pindah.

makam rogosemangsang purwokerto
Makam Rogosemangsang

Tak jauh dari Makam Ragasemangsang, sudah terlihat alun-alun Purwokerto yang merupakan pusat kota & juga tempat kantor Bupati Banyumas yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Banyumas. Disini terlihat keramaian kota dan juga berdiri Rita Mall yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Purwokerto. Layaknya alun-alun, disini banyak warga yang menghabiskan waktu malamnya & banyak muda-mudi yang memadu kasih di kursi-kursi trotoar yang berada di pinggir alun-alun (nasib bujang kewut koyok ayas mung iso ndelok tok 🙁 ) .

suasana malam alun-alun purwokerto
Suasana Malam Alun-alun Purwokerto

Waktu sudah menunjukkan jam 7 malam, perut sudah mulai lapar, dan saatnya untuk cari kuliner makan malam. Kalau sebelumnya sudah coba sroto yang di Sokaraja, sekarang saatnya coba sroto yang di Purwokerto nya. Salah satu warung sroto yang terkenal di Purwokerto adalah Soto H. Loso Jalan Bank. Warung  soto ini sudah berdiri dari sejak tahun 70-an. Soto Ayam Jalan Bank memiliki keunikan dibanding soto lain, soto ini memang aliran soto Sokaraja/Banyumasan, karena ada bumbu kacang. Berbeda dengan Soto Sutri yang tadi siang dikunjungi dimana hanya menyediakan menu soto daging, untuk Soto Jalan Bank ini hanya menyediakan menu soto ayam kampung. Untuk kondimennya sih sama seperti Soto Sokaraja yang tadi siang, yaitu: kupat, kecambah, kerupuk soto dan daun bawang. Yang membedakan selain toping daging ayam kampungnya adalah disini ada tambahan bihun & kerupuk mie kuning, serta bumbu kacang tambahannya disini adalah sambal kacang cair & lebih pedas. 1 porsi soto spesial + teh tawar disini harganya 33000 rupiah.

Makan Malam di Soto H. Loso Jalan Bank

 

Selesai makan malam saya segera kembali ke penginapan untuk istirahat & cek laptop sebentar, karena besok pagi-pagi sudah harus bangun pagi untuk segera ke stasiun mengingat jadwal keberangkatan kereta besok pagi adalah jam 06:30. Untuk perjalanan pulang ke Jakarta saya memilih naik kereta api Serayu Pagi yang melewati jalur selatan dengan rute Purwokerto – Kroya – Bandung Kiaracondong – Cikampek – Jakarta, dengan tarif hanya 67000 rupiah saja. Perjalanan memakan waktu 10 jam, 2x lipat durasinya jika dibandingkan dengan kereta yang lewat jalur utara. Namun saya memang sengaja memilih naik kereta ini karena ingin menikmati pemandangan jalur selatan yang konon katanya indah. Untuk perjalanan kereta api Serayu Pagi, bisa dilihat di video singkat berikut ini:

@pakdekge

Healing versi rakyat jelata seperti saya. Cukup naik kereta ekonomi adu dengkul, lalu nikmati pemandangan selama di perjalanan kereta api. KA Serayu Pagi. Purwokerto – Bandung – Jakarta. #keretaapi #keretaapiindonesia #kaserayupagi #kaserayu #keretapurwokerto #daop2bandung #terowongansasaksaat #terowongankebasen #terowongannotog #sungaiserayu #ayonaikkereta #kai121 #videokereta #stasiunpurwokerto #vibeskereta #keretaapidaop2 #viewkeretaapi #asmrkereta #healingkereta #wisatakeretaapi #keretaapiserayu #keretaserayu #keretajalurselatan #jalurselatan #railfansindonesia #tiktokkereta #tiktokkeretaapi

♬ suara asli – dinihari – dinihari

Sekian dulu tulisan traveling singkat ke Purwokerto, sekedar untuk refresh pikiran & energi yang sempat lumayan banyak terkuras selama bulan Agustus 😀 .

Semoga artikel  Wisata Kuliner Purwokerto Dalam Waktu 1 Hari, Bisa Makan Sroto & Getuk Goreng bisa bermanfaat bagi yang membaca, khususnya untuk yang mencari referensi tempat makan & kuliner di Purwokerto, namun cuma punya waktu singkat 1 hari saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *