Pendakian Gunung Prau Jalur Patakbanteng, Menguji Ketahanan Fisik Sebagai Pendaki Pemula

Pendakian Gunung Prau Jalur Patakbanteng, Menguji Ketahanan Fisik Sebagai Pendaki Pemula – Mendaki gunung adalah kegiatan yang mengasyikan, karena biasanya pemandangan yang disajikan selama perjalanan mendaki & saat ketika sudah diatas akan sangat indah. Namun untuk mendapatkan itu semua, diperlukan usaha, fisik yang kuat & stabil, karena biasanya dalam mendaki gunung akan menemui medan yang cukup sulit & menantang. Oleh sebab itu bagi pendaki pemula, musti dipertimbangkan gunung mana dulu yang akan dicoba untuk didaki dan mencari gunung yang cukup ramah bagi pemula. Salah satu rekomendari gunung yang cocok untuk pemula menurut mbah gugel adalah Gunung Prau via Jalur Patakbanteng di Dieng, Wonosobo. Singkat cerita sekitar awal Oktober 2022 team teknis kami 3 orang ada jadwal dinas instalasi di Surabaya, Jawa Timur selama kurang lebih 5 hari. Biasanya kalau dinas jarak jauh begini akomodasi dari kantor untuk transportasinya naik pesawat. Namun karena kami membawa server yang perlu diinstal, untuk perjalanan dinas kali ini menggunakan mobil. 2 dari 3 orang ini yaitu saya dan seorang teman memang suka mendaki meski baru kelas pendaki pemula, melihat kondisi ini justru tambah senang karena saat pulang bisa dimanfaatkan untuk mampir jalan-jalan, jadi sebelum berangkat instalasi ke Surabaya sudah ada rencana untuk pulangnya mendaki Gunung Prau. 

Jumat 14 Oktober 2022 sekitar setelah subuh jam 5 pagi , setelah mengantar satu teman kami ke bandara Juanda untuk pulang duluan ke Jakarta naik pesawat, kami berdua langsung melajukan mobil menuju Dieng. Rute yang diambil adalah Surabaya – Tol Trans Jawa – Ambarawa – Temanggung – Parakan – Jumprit – Dieng. Sebenarnya di lintas Parakan – Jumprit – Dieng ini kalau cuaca sedang cerah pemandangannya akan sangat indah, karena melewati jalan naik turun meluk-liuk khas pegunungan, dengan banyak perkebunan teh disekitar, serta pemandangan lereng gunung Sindoro. Tapi ya karena kami perginya pas bulan Oktober dimana itu adalah musim penghujan, ternyata pas lewat sana cuaca kurang mendukung, dimana terjadi kabut tebal & gerimis. Nah ini mungkin bisa dijadikan pertimbangan buat teman-teman yang mau mendaki gunung, yaitu timing pendakian sebaiknya dilakukan saat musim panas saja, biar dapat view & pemandangan bagus yang maksimal, karena kalau mendaki di musim hujan ya resiko nya akan sering ketemu dengan cuaca kurang bagus serta kabut tebal.

gapura perbatasan kecamatan dieng
Tugu Perbatasan Masuk Kecamatan Dieng

Sekitar pukul 10:50 setelah menempuh perjalanan selama hampir 6 jam dengan sempat berhenti lama di Ambarawa untuk sarapan, akhir nya kami sudah mulai masuk ke kecamatan Dieng, Wonosobo. Suasananya mendung dipenuhi kabut, dan suhunya memang begitu dingin. Maka wajar saja kalau Dataran Tinggi Dieng disebut negeri diatas awan. Rencananya kami mau beli logistik pendakian di indomaret/alfamart sekitaran dieng ini, tapi pas perjalanan kok ga ketemu2. Tau-tau setelah sekitar 10 menit perjalanan sudah tiba di gerbang masuk Registrasi Pendakian Gunung Prau via Patakbanteng. Ya sudah akhirnya kami memilih melanjutkan masuk gang kecil sekitar 700 meter untuk melajukan mobil menuju parkiran Pos Registrasi Patakbanteng. Kami tiba disana sekitar pukul 11:10 pagi.

Pendakian Gunung Prau Jalur Patakbanteng - basecamp patakbanteng
Suasana Basecamp & Pos Pendaftaran Gunung Prau via Patakbanteng

Sekilas mengenai Gunung Prau, gunung ini adalah salah satu gunung di Dieng, Jawa Tengah dan memiliki ketinggian puncak 2.590 mdpl. Gunung ini merupakan tapal batas empat kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo. Untuk naik ke Gunung Prau ada 6 jalur resmi, yaitu via: Wates, Dieng, Patakbanteng, Dwarawati, Kalilembu, dan Igirmranak. Jalur pendakian Gunung Prau via Patakbanteng merupakan jalur pendakian Gunung Prau yang paling digemari oleh para pendaki pemula. Hal ini karena jalur pendakian Gunung Prau via Patakbanteng cenderung lebih mudah & singkat jika dibandingkan jalur lain, ya meskipun kenyataannya nanti pas mendaki banyak jalur terjal yang lumayan menguras tenaga pendaki pemula seperti kami, pemandangannya bagus dan fasilitas wisatanya lengkap. Tujuan pendaki gunung Prau biasanya adalah menuju sunrise camp Patakbanteng yang berada sedikit dibawah puncak gunung yaitu di ketinggian 2565 mdpl, karena spot terbagus adalah disini, dimana kalau cuaca cerah kita bisa melihat pemandangan Gunung Sindoro & Sumbing tepat didepan mata, sementara Gunung Merbabu & Merapi akan terlihat dari kejauhan. Namun apakah nanti kami bisa mendapatkan view itu semua, mengingat kami mendaki di musim penghujan? 😀 

Peta Pendakian Gunung Prau Jalur Patakbanteng
Peta Jalur Pendakian Gunung Prau via Patakbanteng

Karena logistik masih belum ada, dan mau turun lagi sudah males, akhirnya kami beli logistik seperti mie instan, roti, dan energen di warung sekitar yang nantinya akan dijadikan sarapan esok pagi. Sementara untuk makan sore kami juga beli nasi pecel yang dijual di warung dekat pos. Sebelum memulai pendakian kami memutuskan untuk istirahat sejenak di warung dekat pos, sekalian makan siang disini untuk menambah tenaga nanti selama mendaki.

makan di warung patakbanteng
Makan siang omelet di warung dekat pos registrasi.

Adapun untuk peralatan mendaki semua sudah kami bawa dari Jakarta, seperti tas ransel gunung, sleeping bag, matras, tenda, lampu, sepatu gunung, jaket, kompor gas, gas portable, alat masak, alat makan, pisau, dsb. Setelah semua alat tempur siap & sudah dimasukkan ke ransel akhirnya sekitar jam 12:40 kami sudah siap untuk mulai pendakian dan menuju pos registrasi untuk mendaftar simaksi. Eh ternyata pos nya masih tutup karena yang jaga pos malah masih istirahat.

pos registrasi pendakian gunung prau via patakbanteng
Siap Mendaki Gunung Prau

Sebenarnya agak suntuk juga ya nunggu nya lama banget, soalnya team yang bagian registrasi baru datang jam 13:30, dan setelah beliau datang kami langsung segera melakukan registrasi simaksi. Biaya simaksi di sini kalau tidak salah sih kemarin sekitar 20 ribu per orang ya, sama tambahan 5 ribu per rombongan untuk membeli kantong plastik yang nanti dibuat untuk angkut sampah di atas dibawa turun. Akhirnya setelah briefing singkat dari pengelola sekitar pukul 13:40 pendakian Gunung Prau jalur Patakbanteng pun dimulai. Perjalanan menuju sunrise camp Gunung Prau Patakbanteng 2565 mdpl nantinya akan melalui 3 pos, yaitu Pos 1 Sikut Dewo, Pos 2 Canggal Walangan, Pos 3 Cacingan, dan Zona Sinyal, sebelum nanti akan sampai di tujuan utama sunrise camp 2565 mdpl. Untuk perjalanan dari Pos Registrasi menuju ke Pos 1 Sikut Dewo ada 2 pilihan, yaitu jalan kaki melalui jalur pendek yang terjal, atau memutar perkebunan warga melalui jalan makadam dengan rute yang lebih panjang dengan naik ojek. Mempertimbangkan untuk hemat tenaga & persiapan fisik kami yang sebenarnya kurang begitu optimal, akhirnya dipilihlah untuk naik ojek saja 😀 . Tarif ojek dari pos registrasi menuju pos 1 kalau tidak salah kemarin itu 20 ribu per orang. Waktu tempuh dari pos registrasi ke pos 1 Sukut Dewo dengan ojek tidak sampai 10 menit.

pos 1 sikut dewo
Pos 1 Sikut Dewo

Setibanya di pos 1, akhirnya pendakian yang benar-benar mendaki dimulai 😀 . Perjalanan selanjutnya adalah menuju pos 2 Canggal Walangan. Untuk medan pendakian dari pos 1 ke pos 2, adalah melewati jalan setepak kecil di antara perkebunan warga. Disini terlihat ladang perkebunan warga yang banyak ditanami kentang. Di sepanjang jalur ini masih terdapat beberapa warung warga yang bisa disinggahi untuk beristirahat jika sudah capek. Jalur yang dilalui sudah mulai menanjak meski belum terlalu terjal. Setelah menempuh perjalanan sekitar 25 menit, akhirnya tiba di pos 2 sekitar jam 14:15.

Jalur Pendakian Menuju Pos 2 Canggal Walangan

Setelah sempat beristirahat sebentar kamipun melanjutkan perjalanan menuju pos 3 Cacingan. Nah sejak dari pos 2 inilah kita akan mulai masuk ke tengah hutan zona vegetasi. Fisik yang prima mulai dibutuhkan, karena setelah pos 2, medan akan berubah mulai banyak melewati tanjakan yang curam. Medannya kebanyakan kita akan melewati jalur berupa bebatuan coklat gunung yang cukup terjal dan cukup licin sehingga menuntut pendaki untuk hati-hati saat menanjak. Namun meski melewati medan yang terjal, namun pendaki akan disuguhi pemandangan hutan dengan pepohonan hijau disekitarnya yang rindang, serta hawa yang sejuk, sehingga bisa sedikit mengurangi rasa capek saat mendaki di jalur ini. Setelah cukup lama mendaki, nanti akan melewati jalur dimana banyak sekali akar-akar pohon yang nongol di tanah, yang harus dilewati sebagai pijakan. Itu menandakan bahwa tidak lama lagi kita akan sampai di Pos 3 Cacingan. Dinamakan cacingan mungkin karena banyaknya akar pohon yang bentuknya seperti cacing di sekitaran jalur menjelang pos 3.  Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari pos 2, sekitar jam 15:00 akhirnya tiba juga di Pos 3 Cacingan.

Jalur Pendakian menuju Pos 3 Cacingan

Pos 3 cacingan merupakan pos terakhir menuju ke sunrise camp Gunung Prau Patakbanteng 2565mdpl. Setelah sempat beristirahat kurang lebih 5 menit, kamipun melanjutkan kembali pendakian. Untuk jalur pendakian dari pos 3 menuju sunrise camp medannya kurang lebih masih sama dengan dari pos 2 menuju pos 3. Paling yang sedikit membedakan ketika sudah hampir mencapai zona signal vegetasi menjadi lebih sedikit dan akan melalui punggung gunung dengan tangga tanah yang terjal tapi sudah dikelola oleh masyarakat dengan diberikan bebatuan di tangga. Namun lewat jalur tangga inilah justru yang menguras tenaga dan beberapa kali kami istirahat sekedar untuk mengatur nafas satt melewati jalur ini. Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit, sekitar pukul 15:50 akhirnya tiba juga di zona signal. Buat yang mau telepon kabarin gebetan ( bagi yang punya 🙁 ) , atau mau update stori sosmed, bisa dilakukan disini ya, karena setelah melewati zona signal, nanti signal HP akan susah didapat, sehingga akan susah buat pake telepon atau buka internet dari HP. Tapi jika hujan terlebih jika disertai petir, sangat disarankan untuk segera pergi menjauh dari sini, karena menurut informasi dari pengelola saat briefing di bawah tadi, tempat ini rawan kena sambaran petir.

zona signal gunung prau
Zona Signal, tempat terakhir HP bisa digunakan untuk komunikasi

Jika sudah melewati zona signal, maka pertanda sunrise camp sudah dekat. Jalur pendakian dari dari Zona Signal menuju Sunrise Camp pun sudah landai yang tentu saja ini akan menjadi penyemangat untuk pendaki. Dan setelah menempuh perjalanan 10 menit, sekitar pukul 16:00 kamipun tiba di sunrise camp. Jika ditotal, durasi waktu pendakian dari pos regitrasi sampai ke Sunrise Camp Patakbanteng 2565 mdpl ini ditempuh kurang lebih sekitar 2,5 jam. Rasa capek pun seketika hilang karena di sunrise camp disuguhi pemandangan yang indah. Hamparan perbukitan hijau yang dipenuhi padang rumput terpampang di depan mata, sebenarnya kalau cuaca cerah akan terlihat Gunung Sindoro & Sumbing tepat di depan sunrise camp, tapi pas kesana di musim penghujan jadi ketutup awan deh karena cuaca lagi kurang bagus.

Tiba di sunrise camp

 

Lagi enak-enak duduk sambil bongkar ransel buat nyiapin tenda dan ganti celana panjang + pake jaket karena suhu disini sudah lumayan dingin, eh kok tiba-tiba didatangi sama yang mbaurekso 😀 , ya udah minta foto bareng dulu deh sama beliau:

kucing gunung prau
Di ketinggian 2565 mdpl masih ada kucing. Lucu & Jinak banget ini kucingnya. 😀

Berhubung sudah sore kami segera bersiap untuk mendirikan tenda yang digunakan untuk beristirahat. Setelah mencari posisi yang pewe, akhirnya didapat di sedikit tanah lapang yang menghadap pas ke arah Gunung Sindoro & Sumbing dengan harapan pas nanti kabut hilang, saat buka tenda pemandangan 2 gunung yang indah itu langsung terlihat. Tapi ditunggu2 bahkan sampe matahari terbenam yang ada kabutnya makin tebal 😀 . Ya sudah dinikmati saja yang ada, sehingga waktu sampe malam dihabiskan untuk bersantai saja di tenda, sambil masak air buat minuman hangat & nyemil oleh-oleh yang tadi dibawa di Jawa Timur. Di malam hari malah cuaca gerimis dan makan malam pun di dalam tenda dengan menu nasi pecel yang sudah dibeli siang tadi.

Berkemah di ketinggian 2565 MDPL

 

Sabtu 15 Oktober 2022, jam 5 pagi sudah bangun untuk bersiap menikmati sunset. Ketika keluar tenda ada sedikit harapan, kabut berkurang dan walapun seperti malu-malu tapi pemandangan gunung Sindoro sudah mulai terliat sedikit.

Pemandangan Gunung Sindoro sedikit terlihat dari Sunrise Camp

 

Sambil menunggu sunrise, siapin sarapan dulu. Menu andalan ketika mendaki gunung tentu saja adalah indomie + telur + sosis. Ya karena makanan sesederhana apapun entah kenapa kalau dimakan di gunung rasanya akan selalu enak, karena bareng sambil menikmati suasananya yang sejuk & pemandangan yang indah.

makan di gunung prau
Sarapan khas pendaki gunung: indomie + telur + sosis 😀

Ternyata harapan hanya tinggal harapan, menginjak pagi hari, kabut bukannya hilang malah jadi tambah tebal dan menutup seluruh pemandangan Gunung Sindoro & Sumbing 😀 . Ya sudah dinikmati saja, karena memang kenyataan tidak selalu sesuai harapan, banyak faktor yang mempengaruhi nya, yang penting bisa mensyukuri & menikmati apapun hasil nya dan terutama adalah prosesnya. Tidak dapat view Gunung Sumbing & Sindoro, masih ada pemandangan indah lain yang sayang untuk dilewatkan, yaitu hamparan bukit dengan padang rumput hijau layaknya yang ada di film Teletubbies di sekitaran sunrise camp ini.

Video Suasana Bukit Padang Rumput Hijau Sunrise Camp

 

Suasana Di Bukit Padang Rumput Hijau Sunrise Camp pada pagi hari

 

Menjelang jam 10 siang, kami sudah membongkar tenda & mengemasi semua perlengkapan pendakian untuk dimasukkan kembali ke ransel. Berhubung sudah di ketinggian 2565 mdpl, sebenernya saya ingin mendaki sampai puncak di 2590 mdpl yang harusnya sudah tidak jauh lagi. Tapi teman saya pengennya langsung turun dan ga mau lanjut ke puncak, dengan pertimbangan pemandangannya sih bakal sama aja kaya yang disini karena memang terselimuti kabut. Sudah coba saya bujuk nanggung nih kalau sudah disini tapi ga sampai puncak & bahkan sempet coba saya cariin barengan rombongan lain yang mau ke puncak, tapi dianya tetep kukuh mau turun. Ya sudah akhirnya saya aja yang ngalah meredam ego untuk sampai puncak, karena prinsipnya naik gunung itu harus bisa meredam ego, karena tujuan utama naik gunung bukan menaklukan puncak, tapi naik lalu turun kembali dengan selamat dan menikmati prosesnya, dan kalau perginya sama-sama, pulangnya juga harus sama-sama tak boleh terpisah. Di perjalanan turun ini cuaca mendung & kabut masih terus menggelayuti, bahkan sempat turun hujan deras, tapi untungnya hujan deras terjadi saat sudah melewati Pos 2 dimana kami masih bisa meneduh. Kami sempat tertahan cukup lama ada sekitar hampir 1 jam menunggu di salah satu warung di antara Pos 2 & Pos 1. Setelah hujan reda kami melanjutkan perjalanan turun ke basecamp, dan sekitar pukul 12:45 sudah sampai kembali di basecamp.

Kesimpulan dari pendakian kali ini adalah, Gunung Prau ini cocok buat pendaki pemula untuk dijadikan latihan mendaki gunung yang lebih advanced lagi. Karena durasi pendakiannya yang tidak terlalu lama hanya 2,5 jam saja. Namun meskipun cuma 2,5 jam medan yang dilalui cukup beragam, mulai dari jalur pemukiman, ladang warga, hutan dengan vegetasi pepohonan hijau, tangga tanah, bebatuan gunung, akar-akar pohon, dan padang rumput. Lalu terdapat medan yang landai, namun juga ada tanjakan cukup terjal & ekstrim yang lumayan menguras tenaga, dan harus hati-hati saat melaluinya. Jika anda sudah bisa mendaki gunung Prau harusnya ada sudah terlatih untuk bisa mencoba mendaki gunung yang lebih advanced lagi, paling tinggal menambah durability ketahanan fisik, karena kalau mendaki gunung lain yang lebih advanced biasanya membutuhkan durasi yang lebih lama bisa > 10 jam. Yang terpenting adalah persiapkan diri & fisik sebaik mungkin, jangan lupa peralatan yang dibawa harus lengkap, dan selalu jaga sikap & kebersihan selama di gunung, bawa turun sampahmu jangan biarkan ada sampah sedikutpun yang tertinggal di gunung karena kita harus bisa menjaga keasrian ciptaan-Nya yang maha agung ini. Sekian tulisan tentang Pendakian Gunung Prau Jalur Patakbanteng, Menguji Ketahanan Fisik Sebagai Pendaki Pemula kali ini, terimakasih sudah membaca 🙂 .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *