Kerja 8 hari di Batam: Mampir sehari explore Pulau Galang & Review singkat beberapa tempat makan sekitaran kota Batam

Explore Pulau Galang dan Review Singkat Kuliner Sekitaran Batam – Akhir Juli sampai awal Agustus kemarin, ada pekerjaan migrasi data center yang mengharuskan saya untuk standby dan tinggal selama 4 hari di Singapore dan 8 hari di Batam. Karena padatnya kerjaan hingga membuat hampir tidak ada waktu untuk jalan-jalan eksplor tempat wisata sekitar. Namun sempat ada waktu 1 hari dimana hari itu hari Sabtu tanggal 30 Juli 2022 tanggal merah yang bertepatan dengan hari raya Tahun Baru Islam 1 Hijriah, sehingga banyak personal pihak-pihak bersangkutan yang berhalangan, yang membuat tidak ada kerjaan hari tersebut sehingga bisa dimanfaatkan untuk jalan-jalan singkat explore Pulau Galang. Pada waktu itu posisi lagi di Batam. Untuk Batam sendiri ini bukan kunjungan pertama saya karena saya sudah pernah berkunjung kesini di akhir 2020 yang lalu. Jika mendengar kota Batam maka tempat wisata yang menjadi icon adalah Jembatan Barelang, namun di tulisan kali ini saya tidak mengulasnya, karena sudah pernah dibahas di tulisan sebelumnya saat dulu pertama berkunjung ke Batam. Di kesempatan yang singkat kali ini saya memilih untuk explore Pulau Galang, pulau paling selatan di kawasan Batam. Pulau Galang dengan luas kurang-lebih 80 km² adalah pulau di wilayah pemerintahan kota Batam, provinsi Kepulauan Riau yang merupakan rangkaian pulau ketiga yang dihubungkan oleh enam buah jembatan Barelang. Selain explore Pulau Galang, di tulisan kali ini saya juga mengulas secara singkat beberapa kuliner khas dan tempat makan di Kota Batam yang sempat saya kunjungi kemarin. Ada tempat wisata apa saja di explore pulau Galang yang bisa dikunjungi, beberapa tempat wisata di kota Batam yang belum pernah disinggahi saat dulu pertama kesini, dan tempat makan serta kuliner apa saja di kota Batam yang bisa dikunjungi, berikut ulasannya singkatnya.

1. Kawasan eks kampung penampungan pengungsi Vietnam di pulau Galang
Explore Pulau Galang dimulai dengan mengunjungi satu kampung yang dulu merupakan eks kampung tempat berkumpulnya pengungsi Vietnam korban perang yang mengungsi ke pulau galang. Letak kampung ini berada di Pulau Galang sekitar 60KM dari pusat kota Batam, patokannya adalah setelah melewati Jembatan Barelang 5 nanti ada belokan ke kiri, tak jauh dari situ pintu masuk kawasan kampung sudah terlihat. HTM untuk masuk ke kawasan eks kampung penampungan pengungsi Vietnam ini seingat saya kalo ga salah kemarin adalah 25 ribu untuk mobil, dan per orang 10 ribu.

Explore Pulau Galang - Pintu Masuk Kawasan Kampung Vietnam
Pintu Masuk Kawasan Eks Kampung Vietnam

Sekilas tentang sejarah kampung ini diambil dari sumber: https://www.validnews.id/kultura/kampung-vietnam-wisata-penuh-sejarah-di-batam:
“Pada tahun 1979 Pulau Galang dijadikan tempat pengungsian bagi ratusan ribu masyarakat Vietnam. Pecahnya perang saudara di Vietnam menyebabkan masyarakatnya mengungsi dan melarikan diri. Mereka mengarungi lautan dan akhirnya sebagian dari mereka mereka terdampar di wilayah Indonesia, salah satunya adalah di Pulau Galang. Kala itu Pulau Galang memang tidak berpenghuni, dan pemerintah Indonesia pun mengizinkan para pengungsi Vietnam tersebut menetap di pulau itu. Bahkan, pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana, seperti tempat pendidikan, ibadah, tempat tinggal hingga tempat kegiatan ekonomi. Belasan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1996, semua pengungsi Vietnam yang ada kampung tersebut berangsur pulang ke negaranya. Hingga akhirnya kampung ini kosong dan kembali tidak berpenghuni. Jejak yang mereka tinggalkan, mulai dari bangunan hingga pemakamannya hingga saat ini masih ada dan dijadikan sebagai salah satu destinasi di Batam.”
Untuk spot foto di eks kampung Vietnam, ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi, yang pertama adalah Vihara Quan Am Tu yang berada tak jauh di pintu masuk kawasan. Ketika akan masuk ke kawasan wihara ini, kita akan disambut gapura selamat datang bertuliskan ‘Memperingati Tahun 1979 PBB Membantu Pengungsi Vietnam Peninggalan Sejarah’. Di wihara ini terdapat patung Dewi Guang Shi Pu Sha, yang dipercaya umat sekitar bisa memberikan kita hoki, jodoh, dan keharmonisan rumah tangga dengan cara berdoa lalu melempar koin ke arah patung dewi. Selain patung itu, ada juga patung-patung keagamaan Budha di sekitar wihara.

Vihara Quan Am Tu

Spot kedua adalah museum yang berada di kompleks Komando Pengamanan Pulau Galang. Di museum inilah benda-benda bekas peninggalan sejarah tersimpan, seperti data penghuni barak berdasarkan zona, foto tanda pengenal pengungsi Vietnam yang tinggal di pengungsian, dokumentasi kegiatan warga bersama TNI-Polri, dan benda-benda lain yang ditinggalkan oleh pengungsi. Tak jauh dari museum terdapat pula bangunan penjara, yang dulunya digunakan oleh aparat untuk menahan pengungsi yang melakukan pelanggaran hukum.

Museum dan bangunan bekas penjara eks kampung Vietnam

Spot ketiga adalah di Gereja Nha Tho Buc Me Vo Nhiem dan Vihara Sakyamun Sinam Galang Ky Ventu yang letaknya bersebelahan. Melihat posisi 2 tempat ibadah ini dekat dengan eks komplek mess bekas pengungsian yang kini sudah beralih fungsi menjadi rumah sakit Covid, sepertinya 2 tempat ibadah inilah yang dulu digunakan oleh pengungsi Vietnam untuk beribadah. Tepat di sebelah gereja terdapat patung Bunda Maria, sementara tak jauh dari Vihara terdapat patung Budha sedang berbaring.

Bekas Gereja & Vihara dekat bekas kompleks barak & mess kampung Vietnam

Jika anda mengharapkan pemandangan komplek mess dan rumah-rumah bekas pengungsian yang banyak dan berderet seperti di foto-foto lama atau video horor lama di youtube saat ini sudah tidak ada ya, karena komplek mess tersebut saat ini sudah di alih fungsikan menjadi rumah sakit dan ruang isolasi untuk pasien Covid, jadi bangunan original yang masih tersisa ya cuma yang disebutkan diatas saja. View lain yang didapat di komplek ini adalah, saat kita melajukan mobil di sepanjang kawasan kampung adalah banyaknya kawanan monyet yang menghuni kawasan ini, di jalan kita juga melewati makam eks pengungsi vietnam, gapura berbahasa vietnam, pemakaman umum pengungsi vietnam yang wafat, dan juga taman rusa yang tidak ada rusanya 😀 , lalu ada monumen kapal kayu berwarna biru, yang konon katanya merupakan salah satu dari sekian banyak kapal warga vietnam yang digunakan untuk mengungsi ke Pulau Galang. 

Suasana di sepanjang jalan kawasan eks kampung Vietnam

2. Titik 0 KM Batam di ujung selatan pulau Galang
Wilayah Batam meliputi 3 pulau besar yaitu Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang, atau biasa disingkat Barelang. Dan antar pulau ini dihubungkan oleh jalan besar yang sudah sangat bagus dan lurus yaitu jalan Trans Barelang, dimana diantara pulau-pulau yang sebenarnya terpisah laut ini juga dihubungkan oleh sebanyak 6 Jembatan Barelang. Lantas dimanakah ujung dari jalan Trans Barelang, jawabannya adalah di bundaran Barelang Ujung yang berada di bagian selatan pulau Galang, sekitar 80KM dari pusat kota Batam.

Explore Pulau Galang - Ujung Jalan Trans Barelang
Lokasi Bundaran Ujung Terakhir Jalan Trans Barelang

Nah itu baru ujung jalan Trans Barelang nya ya, ternyata untuk titik 0 KM nya masih sedikit ke selatan lagi yaitu tepat di ujung pulau, dimana disini juga terdapat wisata Pantai Cakang. HTM untuk ke titik KM0 pantai Cakang ini ini seingat saya kalo ga salah kemarin adalah 10 ribu untuk parkir mobil saja. Dari ujung jalan Trans Barelang tadi lanjut lagi jalan tanah berbatu sekitar 300 meter untuk menuju titik 0 KM yang berada di pantai Cakang. Setelah Pantai Cakang berikutnya sudah tidak ada daratan lagi kecuali menyeberang ke pulau. Karena posisi ujung inilah, makanya pantai ini di sebut ‘Nol Kilometer Batam’. Ciri khas dari pantai Cakang ini adalah bebatuan karang berwarna merah yang memenuhi hampir seluruh bagian pantai. Karang bebatuan berwarna merah yang jarang ada di tempat lain ini seharusnya menjadi pemandangan yang indah di pantai ujung pulau Galang ini, apalagi di sepanjang pantai juga ditumbuhi beberapa pohon bakau yang cukup rindang, bisa menjadi spot foto yang bagus. Tapi sayangnya pantai ini kurang terawat, terlalu banyak sampah berserakan, mungkin ini kombinasi dari pengelola pantai yang kurang mereawat pantai ini, dan juga kebiasaan buruk pengunjung yang suka seenaknya buang sampah sembarangan. Ada 1 spot foto bagus titik 0 KM diatas batu karang merah yang pemandangannya sebenarnya bagus, jadi kurang elok karena sampah banyak sekali disini. Semoga kedepannya baik pengunjung atau pengelola, bisa saling menjaga kebersihan dan merawat pantai ini, karena sebenarnya jika dikeloka dengan baik dan pengunjung bisa menjaga kebersihan, pantai ini bisa menjadi tempat wisata yang bagus dan indah.

Titik 0 KM Batam di Pantai Cakang ujung selatan Pulau Galang Baru

3. Pantai Elyora Pulau Galang
Kurang lengkap explore Pulau Galang kalau tidak mengunjungi pantainya. Salah satu pantai di Pulau Galang adalah Pantai Elyora. Pantai Elyora adalah pantai yang berada di Jembatan Kecik, Pulau Galang Baru, sekitar 77 KM dari pusat kota Batam. Pantai ini berada di Pula Galang Baru, pulau terakhir di rangkaian pulau yang dilewati Jembatan Barelang, tepatnya setelah jembatan Barelang 6, bahkan lokasinya sudah dekat dengan bundaran Barelang Ujung. Akses jalan ke pantai ini sudah bagus karena melewati Jalan Trans Barelang, paling hanya ada sedikit jalan tanah sekitar 1 KM setelah keluar dari Jalan Trans Barelang. Patokannya adalah ketika mendekati ujung Trans Barelang sekitar 2 KM sebelumnya, ada belokan kiri jalan tanah, ikuti saja jalan itu. Pantai ini tergolong tempat wisata baru di Batam karena baru dibuka untuk umum sekitar tahun 2018 lalu. Daya tarik dari pantai ini adalah hamparan pasir putih lembut yang cukup luas dan semakin luas jika air laut surut. Pengunjung bisa berenang disini karena ombaknya tidak begitu besar. Pemandangan yang cukup bagus adalah adanya beberapa pohon bakau yang berdiri indah di tengah-tengah pasir pantai. Selain itu terdapat spot wahana bermain seperti ayunan yang berada di tengah pasir yang menjorok ke laut. Disini fasilitas sudah cukup lengkap, terdapat banyak gazebo dan cafe di sepanjang pantai ini. Tapi saya ke pantai Elyora ini sepertinya di waktu yang salah, karena lagi libur tanggal merah 1 Hijriah, membuat pantai sangat crowded, terlalu crowded malah kalau menurut saya, jadi kurang bisa menikmati susasana, karena saya lebih suka tempat wisata dengan suasana sepi yang tidak terlalu ramai 😀 . HTM untuk masuk ke Pantai Elyora seingat saya kalo ga salah kemarin adalah 10 ribu untuk mobil, dan per orang 10 ribu.

Suasana Pantai Elyora, lagi crowded parah, jadi ga bisa ambil banyak foto

4. Pantai Viovio Pulau Galang
Explore Pulau Galang dilanjutkan ke Pantai Viovio. Pantai Viovio merupakan pantai yang berada di Desa Sijantung, Kecamatan Galang, Pulau Galang, sekitar 60KM dari pusat kota Batam. Pantai ini berada di pula Galang, patokannya jika dari Batam adalah setelah melewati Jembatan 5 Barelang. Untuk menuju pantai ini, setelah jembatan Barelang 5 nanti ada belokan arah kanan, lalu belok kanan, naik bukit lumayan tinggi kemudian turun lagi menuju pantai, dari atas bukit pemandangan pantai sudah terlihat. Akses jalan ke pantai ini sudah bagus layaknya kondisi jalan di Batam yang semuanya mulus dan lebar, hanya sedikit jalan tanah berbatu sekitar 1 km setelah belok kanan keluar Jalan Trans Barelang. Daya tarik utama dari pantai ini adalah pasirnya yang berwarna putih bersih, dan juga pantai ini memiliki ombak yang kecil, jadi aman kalau dijadikan tempat berenang atau berendam. Di pantai Viovio juga tersedia banyak gazebo yang bisa disewa untuk sekedar bersantai. Pantai ini juga menyediakan tempat untuk camping ground yang bisa menampung kurang lebih sekitar 100 tenda. Terdapat pula spot foto kekinian yang berada di pinggir pantai yang bisa dijadikan untuk selfie atau foto bareng. Jika dibandingkan dengan pantai Cakang, pantai ini jauh lebih bersih dan terawat. HTM untuk masuk ke Pantai Viovio seingat saya kalo ga salah kemarin adalah 10 ribu untuk mobil, dan per orang 15 ribu.

Suasana siang di pantai Viovio

5. Taman Rusa Sekupang kota Batam
Taman Rusa Sekupang terletak di kawasan Sekupang, tepat berseberangan dengan Guest House Sekupang di Jalan RE. Martadinata. Taman Rusa Sekupang mulanya bernama Pusat Kebugaran Persatuan Istri Karyawan Otorita Batam (PIKORI) diresmikan pada tanggal 1 April 2000. Dalam perkembangannya, fasilitas pusat kebugaran tersebut menambah satwa rusa di sekitar jogging track dan pada tahun 2008 berganti nama menjadi Taman Rusa. Saat datang kesini, di awal pintu masuk kita sudah disambut oleh patung 2 ekor rusa berwarna coklat tua yang berdiri gagah. Hal yang bisa dilakukan di taman rusa yang pertama adalah jogging atau sekedar jalan santai mengelilingi taman, karena di taman ini terdapat joging track dengan panjang lintasan kurang lebih sekitar 1KM dengan medan naik turun bukit dan ada beberapa belokan. Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah memberi makan rusa, tapi rusa disini tidak dibiarkan lepas di taman layaknya kalau kita memberi makan rusa di Rancaupas Bandung, rusa disini dikumpulkan di kandang yang cukup luas yang diberi pagar besi, jadi kita hanya bisa memberi makan rusa dari sela-sela pagar tersebut. Fasilitas lain di taman ini adalah 2 kolam ikan berukuran cukup besar, dimana pengunjung bisa memberi makan ikan sambil duduk santai di pinggir kolam. Salah satu spot menarik lain di taman ini adalah Stonehenge, yaitu bangunan batu-batu besar buatan yang menyerupai batuan kuno, yang bisa dijadikan tempat selfie atau spot foto kekinian. Jika anda malas jogging, anda juga bisa sekedar duduk santai di kursi-kursi atau menggelar tikar di bawah pohon-pohon rindang di sepanjang taman. Di taman ini juga sudah terdapat beberapa kantin yang menjual makanan-makanan ringan seperti pop mie, jagung bakar, bakso bakar, dll. HTM untuk masuk ke Taman Rusa Sekupang seingat saya kalo ga salah kemarin adalah 15 ribu untuk mobil, dan per orang 10 ribu. Karena kemarin pas datang di hari libur tanggal merah ya jadinya harus mau menerima suasana taman yang begitu crowded oleh pengunjung deh 😀 .

Taman Rusa Sekupang

6. Alun-alun kota Batam
Lazimnya kota-kota besar di Indonesia yang memiliki satu taman ruang publik di pusat kota yang biasa disebut dengan alun-alun, Batam pun juga punya. Alun-alun kota Batam atau Engku Putri Center Park merupakan sebuah ruang publik yang dibangun disekeliling area gedung pemerintahan kota Batam. Di alun-alun ini terdapat beragam fasilitas dan wisata khususnya untuk anak muda, seperti arena bola basket, lapangan sepak bola, taman skate dan panjat tebing. Pada pagi hari, banyak sekali orang-orang yang berolahraga jogging pagi di alun-alun ini. Salah satu yang khas di alun-alun ini adalah adanya bangunan Museum Raja Ali Haji yang berbentuk seperti masjid yang megah berdiri di bagian utara alun-alun. Menurut informasi museum ini menampilkan sejarah peradaban Batam sejak era Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri. Kemudian Otorita Batam, kepemimpinan BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, sampai saat ini. Tapi karena saat saya kesana museum tidak buka, ya jadi kurang tau informasi lebih banyak mengenai isi dari dalam museum ini. Jadinya ya hanya foto-foto dari luar saja di sekitaran alun-alun 😀 . Selain berolahraga, dari alun-alun Batam ini kita bisa melihat pemandangan gedung-gedung megah milik pemerintah kota Batam, serta terlihat juga Megamall Batam dari sini. HTM ke tempat ini gratis tidak dipungut biaya.

Suasana pagi di Alun-alun Batam

7. Taman Welcome to Batam
Belum lengkap berkunjung ke Batam kalau tidak mampir ke landmark kota Batam yang satu ini, Bukit Welcome To Batam. Tulisan Welcome To Batam berada di Bukit Clara Batam Center, berdekatan dengan Masjid Raya Batam dan alun-alun Dataran Engku Putri. Sekilas tentang landmark tulisan Welcoma to Batam ini, panjang huruf dari W hingga M mencapai 120 m, adapun setiap hurufnya bervariasi dimulai dari 3 ton hingga 4,5 ton. Pemerintah melarang pendirian gedung yang lebih tinggi dari tulisan ini supaya tidak mengganggu pengunjung yangn akan melihatnya. Tulisan Welcome To Batam yang berada di atas bukit kalau dilihat-lihat jadi mirip seperti landmark Hollywood yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Batam. Kalau sore-malam hari di taman ini menjual berbagai macam kuliner dan jajanan-jananan serta ada beberapa wahana mainan anak seperti di pasar malam. Sebenarnya kalau malam hari tulisan ini dihiasi lampu yang terang akan jadi pemandangan yang bagus sekali, tapi saya beberapa kali lewat sini tiap malam tulisannya gelap saja tidak ada lampu-lampu. Karena kalau malam tulisan ga terlalu terlihat dan kuliner yang disajikan di sini tidak ada yang benar-benar khas, saya jadi foto-foto di sini waktu siang hari saja, saat masih sepi 😀 . HTM ke tempat ini gratis tidak dipungut biaya.

Bukit Welcome to Batam

8. Gereja Katolik Santo Petrus kota Batam
Bagi traveler yang beragama Katolik sedang berada di Batam dan ingin beribadah, Gereja Katolik Santo Petrus bisa dijadikan pilihan. Gereja ini berada di Jalan Anggrek Blok 2, Lubuk Baja. Dari bagian luar gereja ini terlihat megah, terdapat patung Santo Petrus disebelah kanan pintu gereja. Di bagian dalam, gereja ini memiliki area cukup luas dan terdiri dari 2 lantai, sehingga bisa menampung jumlah umat yang cukup banyak yaitu kurang lebih 1200 orang. Jadwal misa saat saya kesana per Juli 2022 kemarin adalah pukul 9 pagi dan 5 sore. Di masa saat ini yang belum sepenuhnya keluar dari masa pandemi, tidak ada pembatasan hanya umat terdaftar saja yang boleh ikut ibadah, semua umat boleh ikut namun masih dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, yaitu wajib pakai masker, wajib scan pedulilindungi sebelum masuk gereja, dan wajib cuci tangan sebelum keluar gereja. Di belakang gereja juga terdapat Gua Maria yang bisa digunakan untuk tempat berdoa. Jika merujuk pada monumen di depan gereja, gereja ini diresmikan pada hari Minggu 10 Mei 2009 oleh Mgr. Martinus Dogma Sitomorang, OFM CAP selaku Ketua KWI dan Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD selaku Uskup Pangkalpinang.

Gereja Santo Petrus Lubuk Baja

Untuk ulasan singkat beberapa tempat makan di kota Batam yang sempat saya kunjungi kemarin, lanjut di halaman 2 ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *