Dinas Singkat Ke Batam, Mampir Jembatan Barelang & Nyobain Kuliner Batam Luti Gendang – Kota Batam adalah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam, Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Baru saja sebulan sebelumnya ada kerjaan nyambi jalan-jalan Makassar & Manado, selang 1 bulan dapat info dari kantor untuk instalasi ke Batam.
Tentu saya sangat senang karena di masa pandemi yang susah untuk jalan-jalan ini kembali ada kesempatan buat jalan-jalan 😀 . Oh iya di saat2 seperti ini rapid /swab test adalah syarat wajib jika ingin bepergian naik pesawat ya. Untuk pekerjaan ini kami berangkat bertiga. Pagi2 Rabu 2 Desember 2020, kami sudah berada di Bandara Soekarno-Hatta dan sempat mampir sarapan dulu si Starbuck bandara, ga sempat foto karena starbuck bukan sesuatu yang khas dan banyak ditemui dimana saja 😀 . Pesawat Batik Air yang kami tumpangi berangkat sesuai jadwal jam 6 pagi. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam pesawatpun mendarat di Bandara Hang Nadim Batam.
Berhubung kami pergi bertiga dan membawa cukup banyak perangkat yang diinstal jadi disana disewakan mobil yang disupiri teman yang ngantor di sana. Dari bandara tak berlama-lama langsung menuju kota untuk memulai pekerjaan di site pertama. Skip-skip, setelah menyelesaikan pekerjaan di site pertama saatnya untuk makan siang di Morning Bakery KDA. Cafe ini sebenernya menjual makanan kekinian, seperti jus2, macam2 kopi, roti & pisang bakar, dll. Tapi berhubung saya cari yg khas, pilihannya tentu saya Mie Lendir. Mie Lendir adalah salah satu makanan khas Kepulauan Riau, mie kuning dengan tekstur lumayan tebal dengan kuah berwarna kecoklatan, dilengkapi dengan sayur toge, telur rebus bulat 1 butir tapi dengan di iris kecil, dan ditaburi daun bawang diatasnya.
Biar tambah mantap, minumnya teh tarik, teh campur susu yang banyak di temui di daerah2 selat Malaka ini.
Selesai makan, kembali melanjutkan pekerjaan kali ini di sekitaran Batam Center. Skip2-skip, langsung menuju makan malam. Kali ini kami ber-6 menuju ke Sup Ikan Yong Kee . Disini sih menjual berbagai macam makanan segar, seperti ikan goreng, ikan bakar, cumi goreng, ayam goreng dll yg fresh. Yang lain pada pesan ikan goreng, cumi goreng & ayam, tapi karena saya cari yg khas tentu saja saya pesan Sup Ikan. Kalo dari tampilan sih ga ada yg istimewa. Ikan rebus yang diiris2 dengan kuah sop bening ditambahkan sayur2an didalamnya. Untuk rasa sih lebih ke gurih asin, kalo menurut saya sih enak.
Setelah makan malam kami menuju hotel untuk istirahat. Kami menginap di hotel ESKA yang berada di Kepri Mall.
Hari kedua Kamis 3 Desember 2020, karena pekerjaan lain dilakukan menunggu partner sore hari, jadi pagi hari dibagi 2 team. Temen saya bagian belanja kebutuhan kantor Batam, saya yang bagian mengantar rekan yg balik ke bandara. Selesai dari bandara karena belum ada info kerjaan tentu waktu yang singkat ini harus dimanfaatkan untuk sekedar berkeliling Batam 😀 . Tujuan pertama kali ini adalah pantai Nongsa yang berjarak kurang lebih 11 KM dari Bandara. Sebelum sampai disana saya brhenti sejenak di jembatan sungai Nongsa. Disini terlihat pelabuhan Nongsapura, pelabuhan kapal ferry yang melayanai perjalanan kapal laut menuju Tanah Merah & Harbourfront Singapura. Pelabuhan dengan tempat yang tidak terlalu besar dan berada di pinggiran sungai yang lebar.
Pemandangan dari jembatan Nongsa
Setelah berhenti sebentar saya melanjutkan perjalanan menuju pantai. Sebelum memasuki kawasan pantai akan disambut monumen Nuvasa Bay.
Untuk pantai nya sendiri tidak begitu istimewa. Pantai ini memiliki area pasir yang terbatas, dengan di sekitarnya sudah banyak anjungan2 yang berdiri. Pemandangan yang bisa dilihat disini adalah negara Singapura dengan gedung2 nya yang terlihat meskipun kecil dan secara samar-sama 😀 . Lalu juga terlihat beberapa pulau2 kecil terluar Indonesia yang erada tak jauh dari pulau Batam.
Suasana Pantai Nongsa
Selesai dari pantai Nongsa, saatnya menuju tujuan utama yaitu Jembatan Barelang. Jembatan Barelang ini adalah ikon kota Batam yang menghubungkan pulau Batam, pulau Rempang, dan pulau Galang, jadi nama itu berasal dari singkatan ketiga pulau tersebut. Jembatan ini berdiri megah dengan tiang2 besi yang terpusat ke tengah sebanyak 2 titik. Jembatan sepanjang 642 meter ini juga sering disebut jembatan Habibie karena beliaulah yang menginisasi dibangunnya jembatan yang selesai dibangun di sekitar tahun 1997 ini.
Untuk melihat jembatan Barelang, anda bisa mampir ke Taman Dendang Melayu yang berada tak jauh dari jembatan dan memarkirkan mobil disana. Dari sini akan terlihat kemegahan jembatan Barelang yang membentang menghubungkan 2 pulau. Sayangnya saya pas kesana pagi hari dan backlight, sehigga foto2 yg dihasilkan jelek 🙁 .
Jembatan Barelang 1
Beranjak ke jembatannya sendiri, pemandangan yang disajikan dari sini berupa air biru lautan dan juga pulau2 hijau yang terlihat disekitarnya.
Kurang puas dengan gambar yg diambil, saya melajukan mobil ke jembatan Barelang 2. Berbeda dengan jembatan Barelang 1 yang megah, jembatan Barelang 2 ini dibangun secara sederhana saja. Tapi dari sini kita bisa melihat kemegahan jembatan Barelang 1 secara lebih utuh, karena saat di dendang melayu tadi dengan jarak yang terlalu dekat kamera pas2an HP Xiaomi saya ga bisa foto secara utuh jembatan ini 😀 . Selain itu disini juga disuguhkan pemandangan lautan dengan kapal2 kecil berlabuh di sekitarnya.
Pemandangan dari Jembatan Barelang 2, Jembatan Barelang 1 terlihat dari sini
Selesai dari jembatan Barelang saya balik ke kota menjemput teman & mau melanjutkan pekerjaan. Sebelumnya mampir dulu cari makan siang. Kali ini kami menuju Mie Tarempa Batam Center. Tarempa sendiri adalah sebuah daerah di pulau Anambas, yang masih masuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Riau. Tentu saja makanan2 yang disajikan disini adalah makanan khas daerah Tarempa, Kepulauan Anambas.
Untuk makanan beratnya yang khas disini adalah Mie Tarempa. Mie Tarempa ini memiliki tekstur lebar dan agak kenyal, punya rasa asam manis yang sedikit pedas, dengan kuahnya yang berwarna pekat merah gelap dan juga sayuran toge dan telur yang ditumis didalamnya. Jika memesan original maka dapatnya adalah daging ayam, tapi anda juga memesan varian lain seperti mie tarempa seafood. Semakin renyah dengan taburan bawang goreng diatasnya.
Selain itu disini kami juga memesan Kuliner Batam Luti Gendang. Luti gendang kudapan khas kepulauan Anambas ini berbahan dasar tepung terigu sebagai adonan roti dan daging ayam serta berbagai macam bumbu gurih sebagai isian. Sekilas ketika merasakan kuliner Batam luti gendang ini, untuk roti luarannya megingatkan saya dengan mantau Balikpapan yang di goreng, cuma kalo mantau kuenya kan kosongan, kalo luti gendang ini sudah ada isiannya, dan kalau mantau berbentuk seperti mangkok, luti gendang berbentuk lonjong.
Luti Gendang Khas Tarempa Pulau Anambas
Setelah makan siang kami melanjutkan pekerjaan hingga malam hari. Skip-skip langsung makan malam. Karena sudah lumayan malam kami memutuskan untuk cari makan malam di Nagoya Foodcourt. Model-modelnya sih seperti Paskal Food Market di Bandung, foodcourt dengan puluhan kios penjual bermacam-macam makanan & minuman, dengan sistem pembayarannya di terpusat di 1 kasir. Jadi setelah pesan di warung kita akan dikasih catatan struk untuk nanti dibayarkan di kasir. Karena tidak ada yang benar-benar khas disini, akhirnya saya memilih makan nasi campur babi. Untuk pelengkap saya memesan Es Jelly Kelapa. Jujur saja saya yang ndeso ini baru sekali itu merasakan es kelapa yang ada jelly nya, menurut saya enak sih, jelly manis kenyal berpadu dengan air kelapa, ditambah nikmatnya kelapa muda yang empuk.
Selesai makan malam kami kembali ke hotel sambil sejenak melewati kawasan hiburan malam Batam, (tapi hanya lewat doang ya ga mampir 😀 ). Keesokan harinya, pagi2 sudah di bandara, karena harus ikut penerbangan paling pagi ke Jakarta. Kedua teman saya memilih nongkrong di Starbuck, berhubung untuk hari ke 3 ini swadaya alias bayar sendiri tentu saya memilih tidak ikut ke Starbuck yg pastinya lumayan merogoh kocek dalam tapi dapat sesuatu yg bukan khas & karena kemaren belum beli oleh-oleh buat teman2 di Jakarta, akhirnya sambil menunggu saya berkeliling bandara mencari oleh-oleh saja. Pagi-pagi banyak toko bandara yang masih tutup tapi akhirnya masih dapat kue kek pisang rasa buahnaga, yang ada tulisannya Asli Khas Batam 😀 . Ya lumayanlah yg penting ada Batamnya dan dengan harga cuma 55 ribu di toko bandara menurut saya masih tidak terlalu dipentok mahal.
Walaupun cukup singkat kunjungannya tapi cukup menyenangkan karena bisa menikmati beberapa kuliner khas Kepulauan Riau yang ada di Batam. Demikian tulisan singkat tentang Dinas Singkat Ke Batam, Mampir Jembatan Barelang & Nyobain Kuliner Batam Luti Gendang . Terimakasih sudah membaca 🙂