Setting Switch Fiberstore

Setting Switch Fiberstore Layer 2 Agar Bisa Seperti Clear Channel Layer 1

Setting Switch Fiberstore Layer 2 Agar Bisa Seperti Clear Channel Layer 1 – Ada kalanya customer meminta layanan clear channel agar mereka bisa bebas menggunakan layanan link sesuka hatinya, tapi kita membutuhkan switch di tengah untuk graphing interface pemakaian traffic pelanggan. Jika menggunakan metode biasa switchport mode access, maka sisi pelanggan nanti tidak akan bisa menggunakan trunking vlan ataupun protocol lainnya seperti MSTP (biasanya digunakan untuk fail over topologi ring agar tidak terjadi looping), LACP (biasanya digunakan untuk aggregate menggabungkan beberapa port jadi 1l ink), ataupun CFM (connectivity management fault, biasanya digunakan untuk untuk mendeteksi problem di perangkat). Biar fungsi tersebut semua berjalan di sisi customer dengan lancar seperti layaknya melalui layer 1 tanpa switch, kita harus mengkonfigurasi mode dot1q-tunnel dan juga l2protocol-tunnel supaya bisa mendelivery layanan layer 2 tapi dengan kemampuan seperti layer 1. Di contoh ini saya menggunakan perangkat switch Fiberstore ya, switch yang terbukti handal selama bertahun-tahun tapi dengan harga murah. Jika menggunakan perangkat lain pasti akan berbeda lagi cara konfigurasinya.

Pertama kita perlu menentukan alokasi VLAN untuk customer:

vlan 2001 name Customer-1

Selanjutnya kita marking vlan tersebut didalam rule evc, tujuannya adalah agar nanti bisa dimasukkan sebagai vlan dot1q beserta layanannya di dalam konfigurasi port interface:

ethernet evc evc_c1

dot1q mapped-vlan 2001

Setelah sudah kita perlu konfigurasi l2protocol-tunnel dan set mac-address 2 sisi harus sama:

l2protocol enable

l2protocol tunnel-dmac 0100.0ccd.cdd2

Jika sudah kita tinggal konfigurasi port arah customer dengan mengaktifkan mode dot1q-tunnel & l2protocol, serta memasukan vlan yang sudah dibuat sebagai vlan dot1q tunnel, juga memasukan rule evc vlan yang kita tentukan tadi sebagai bagian dari rule yang mendapatkan fungsi dot1q-tunnel:

interface eth-0-2

description To-Customer-1


jumboframe enable


switchport mode dot1q-tunnel


switchport dot1q-tunnel native vlan 2001


switchport dot1q-tunnel allowed vlan add 2001


switchport dot1q-tunnel allowed vlan remove 1


l2protocol stp tunnel evc evc_c1


l2protocol slow-proto tunnel evc evc_c1


l2protocol dot1x tunnel evc evc_c1


l2protocol cfm tunnel evc evc_c1


spanning-tree port disable


!

Setelah itu jangan lupa untuk mengaktifkan l2protocol-tunnel uplink di port switch trunking yang menuju ke site lawannya:

interface eth-0-1

description Trunk-To-Switch-Other-Side


jumboframe enable


switchport mode trunk


switchport trunk allowed vlan add 2001


switchport trunk allowed vlan remove 1


l2protocol uplink enable


spanning-tree port disable


!

Satu lagi, konfigurasi yang tadi dilakukan harus identik di 2 sisi switch ya agar konfigurasi bisa berfungsi dan layanan bisa terdelivery dengan baik.

Tapi ya tetap saja, layer 2 adalah layer 2 tidak akan pernah sepenuhnya bisa menjadi layer 1. Hal yang paling mudah dilihat adalah, kalo murni layer 1, jika ada trouble atau gangguan pada jalur link di tengah maka interface di sisi customer akan terlihat mati. Tapi jika menggunakan layer 2, saat jalur link di tengah problem, maka interface di sisi customer akan terlihat masih up meski layanan tidak bisa digunakan selama kabel / koneksi dari switch ke arah port interface customer up.

Kurang lebih seperti itu cara yang saya lakukan berdasarkan pengalaman saya melakukan konfigurasi. Mungkin para pembaca ada cara lain yang lebih efektif dan lebih update, boleh di share juga di kolom komentar untuk pengetahuan bersama dan sebagai tambahan ilmu untuk saya khususnya di bidang Network Admin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *