Menyeberangi Jembatan Situ Gunung

Menyeberangi Jembatan Situ Gunung Sukabumi, Uji Nyali Diatas Jembatan Gantung Terpanjang Di Indonesia

Menyeberangi Jembatan Situ Gunung Sukabumi, Uji Nyali Diatas Jembatan Gantung Terpanjang Di Indonesia – Berawal dari keinginan untuk jalan-jalan wisata dengan pemandangan alam yang bagus tapi yang dekat-dekat Jakarta di sekitaran Jawa Barat saja yang bisa dikunjungi dalam waktu 1 hari saja, akhirnya saya coba mencari informasi tentang hal tersebut. Akhirnya dipilih Sukabumi yang menjadi tujuannya. Hari Minggu pagi 14 Juli 2019 sekitar pukul 4:15 saya bersama 2 teman berangkat ke Sukabumi menggunakan mobil dengan tujuan Kawasan Situgunung. Perjalanan dari Jakarta ke kota Sukabumi ditempuh sekitar 2 jam 45 menit, dengan kondisi lancar, namun sempat macet lumayan parah di daerah  Karang Tengah karena perbaikan jalan. Melewati tol Jagorawi, kemudian tol Bocimi dan dilanjutkan di jalan provinsi Bogor-Sukabumi, sekitar jam 7 pagi kami sudah tiba di Sukabumi untuk mampir sarapan di Bubur Bunut Jalan Siliwangi.

Sarapan Pagi di Bubur Ayam Bunut Siliwangi

Bubur Bunut Jalan Siliwangi ini adalah salah satu bubur legend di Sukabumi yang menurut info sudah mulai berjualan sejak tahun 1981 dan sampai sekarang masih mempertahankan rasa & penampilan sesuai keaslian awal. Bubur ini disajikan dengan suiran daging ayam, kuning telur, usus, ati ampela, kerupuk, selederi, bawang goreng, ditambahkan kecap asin, kecap manis. Yang layak dicoba lagi disini adalah kroketnya, ya mirip2 risol gitu gorengan krispi dengan didalamnya ada isian bihun. Seporsi bubur ayam + 2 kroket + teh tawar seharga 25 ribu.

Seporsi Bubur Ayam + Kroket

Setelah kenyang kamipun segera berangkat menuju Situgunung. Perjalanan dari kota Sukabumi menuju Situgunung berjarak sekitar 15 KM dengan waktu tempuh 45 menit. Disini akan melewati jalan kampung yang sempit dan juga beberapa tanjakan & tikungan tajam ketika sudah mendekati kawasan Situgunung. Sekitar jam 8 pagi kami sudah sampai di kawasan Situgunung, sesampainya disana akan diminta biaya parkir mobil, kalu tidak salah kemarin itu 15 ribu.

 
Menyeberangi Jembatan Situ Gunung - Pintu Masuk Situ Gunung Suspension Bridge
Pintu Masuk Situgunung Suspension Bridge

Loket masuk Jembatan Gantung Situgunung ini sebenarnya berada tak jauh dari tempat parkir, namun saat itu kami tidak melihatnya, padahal kalo beli disitu bisa dapat snack selamat datang di warung2 dekat tiket masuk 🙁 . Akhirnya kami baru beli tiket ketika sudah sampai jembatan seharga 50 ribu, sama aja sih sebenernya dengan yang di depan, cuma jadi ga kebagian snack aja 😀 .

Menyeberangi Jembatan Situ Gunung - Jalur treking menuju Jembatan Situ Gunung
Jalur tracking menuju Situgunung Suspension Bridge

Jembatan Situgunung ini merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Dari informasi yang saya baca di beberapa papan informasi disana, jembatan ini dibangun mulai pada bulan Mei 2017 oleh PT Fontis Aqua Vivam bekerja sama dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango  dan baru selesai dibangun kemudian diresmikan tanggal 9 Maret 2019 oleh Pak Luhut Binsar Panjaitan yg saat itu masih menjabat Menko Kemaritiman.  Jembatan ini berlokasi di Taman Wisata Situgunung, yang terdapat dalam bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jembatan ini memiliki panjang 243 meter, tinggi 107 meter serta lebar 1,2 meter. 

Monumen Peresmian Situgunung Suspension Bridge

Jembatan ini sebenarnya dibuat dengan kapasitas maksimal 100 orang, namun demi keamanan maksimal hanya 90 orang saja yang boleh berada di jembatan. Informasi banyaknya orang yang masih di atas jembatan juga tertera di layar monitor pintu masuk, jadi kalo masih ada > 90 orang ya yang lain harus antri. Sebelum menuju jembatan pengunjung terlebih dahulu dipakaikan sabuk pengaman oleh petugas yang berjaga.

Menyeberangi Jembatan Situ Gunung - Foto Diatas Jembatan
Mejeng Dulu di Situgunung Suspension Bridge

Ya meski sudah pakai sabuk pengaman tetap saja masih banyak orang yg agak ngeri berjalan di jembatan setinggi ini termasuk saya 😀 , apalagi jembatan ini suka bergoyang2 ketika kita sudah sampai di tengah. Tapi pemandangan di atas jembatan ini sungguh indah. Perbukitan hijau, jurang yang dalam dengan pepohonan hijau yang rimbun di sekitarnya, sungguh memanjakan mata.

Pemandangan dari atas Jembatan Gantung Situgunung

Setelah menyeberangi jembatan Situ Gunung tentu masih ada tujuan lain yang harus dikunjungi, yaitu Curug Sawer yang juga masih berada di 1 wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tracking menuju curug ini melawati jalan sempit dengan turunan tajam. Nanti pas pulang baru deh berasa pas nanjaknya 😀 . Disepanjang jalan juga disuguhi pemandangan pepohonan hijau serta beberapa sungai kecil dengan air yang sangat jernih.

Jalur Tracking ke Curug Sawer

Sebelum sampai Curug Sawer juga melewati area perkemahan Situgunung Glamping Ground. Bagi yang ingin berkemah dengan suasana alam yang indah dan dengan udara yang sejuk anda bisa melakukannya disini.  Lokasi yang lapang bisa untuk mendirikan tenda, atau jika malas mendirikan tenda sudah ada beberapa pondok kayu yang disewakan untuk tempat menginap. 

Situgunung Glamping Ground

Setelah tracking sekitar hampir 30 menit sampailah di Curug Sawer. Pemandangan yang disajikan disini tentu air terjun yang mengalir dari atas tebing dengan air sangat bening mengalir di sungai yang dilewati setelah air terjun ini.

Air deras mengalir di Curug Sawer, ga sengaja ngrekam mbak2 lagi pose 😀

Menurut info yang saya baca di papan sekitar, air terjun disini setinggi 35 meter, tempat nya sendiri berada di ketinggian 1025 meter dari atas permukaan laut, jadi wajar kalo udara di sekitar sana cukup dingin 😀 . Fasilitas yang ada di air terjun ini lumayan lengkap, sudah ada toilet dan juga foodcourt kecil yang diisi oleh banyak penjual makanan dan minuman, sehingga bagi yang lapar atau sekedar ingin ngemil bisa dilakukan disini.

Pemandangan di Curug Sawer

Selesai menikmati keindahan curug sawer kami mampir sejenak di tempat makan foodcourt sederhana dekan curug untuk menikmati secangkir kopi. Selanjutnya barulah kami kembali menuju ke parkiran. Nah pas balik ini baru mulai berasa gempornya, karena jalur tracking nya yang menanjak. Sampailah kembali di suspension bridge yang tadi dilewatin. Karena tadi pas berangkat sudah ambil gambar, dan kondisi sekarang terlihat sangat ramai, saya memilih jalan cepat saja sambil memvideokan bagaimana sensasi menyeberangi jembatan Situ Gunung ini dari ujung ke ujung. Pas pulang ini beberapa kali goncangan terasa lebih berasa dibandingkan pas berangkat, dari hasil nguping orang ngrumpi di belakang saya setelah keluar jembatan ternyata tadi pas di jembatan ada beberapa anak muda yang loncat2 saat di jembatan, mungkin biar dapat hasil foto seolah terbang di jembatan kali ya. Tapi mbok yo gak sampe segitunya, karena selain berbahaya juga mengganggu kenyamana pengunjung lain.

Sensasi Menyeberang Situ Gunung Suspension Bridge

Sesampai nya di parkiran kami istirahat sejenak sambil nyemil di sekitaran parkiran. setelah cukup istirahat kami menuju area terakhir dari taman ini yaitu danau Situ Gunung. Perjalanan kesana sih sebenernya sudah aspal cor, dan bisa menaiki ojek, karena lumayan jauh sekitar 1 KM dengan jalanan naik turun yang lumayan curam. Tapi sebagai traveler berbudget minim tentu jalan kaki yang menjadi pilihan 😀 .  Sesampainya di danau pemandangan yang didapat adalah melihat luasnya danau di kelilingi pepohonan pinus yang berada di lereng gunung gede pangrango. Jika ingin mengelilingi danau anda bisa menyewa getek / perahu bebek yang tersedia di pinggir danu. Selain itu disini juga bisa dijadikan tempat kemah bagi yang hobi berkemah. 

Pemandangan di Danau Situgunung

Sekembalinya ke parkiran baru sadar ternyata sudah siang hampir jam 2 sore, layak perut ini sudah mulai keroncongan. Kami kembali ke kota Sukabumi untuk mencari makan siang disana. Tujuan kami adalah Nasi Uduk Mamih Ungu. Suasana dalam restoran juga cukup nyaman, dengan sofa2 empuk & hiasan2 aksen kayu di sekitarnya. Tempatnya juga luas, bahkan saat kami kesini sepertinya tempatnya baru bubaran sepertinya habis disewa untuk pesta kondangan perkawinan.

Suasana di Rumah Makan Mamih Ungu

Makanan yang kami pesan tentu saja nasi uduk ungu. Penyajiannya adalah nasi uduk berwarna ungu yang berbentuk tumpeng mini, dengan lauk ayam goreng, kentang balado, dan sayuran urap. Warna ungu yang khas ini berasal dari bahan ubi ungu yang dimasak di nasi uduknya. Menurut saya menu ini enak, nasi uduknya pulen dan gurih, dengan sedikit sensai rasa manis dari bahan ubi yang digunakan. Seporsi nasi uduk + minum disini siapkan saja +/- 30 ribuan.

Nasi Uduk Khas Mamih Ungu

Selesai makan kami mampir sebentar untuk mampir ke pusat kota yaitu di alun-alun Sukabumi. Disini terdapat beberapa perpustakaan rack buku tapi tutup 😀 serta beberapa tempat untuk berteduh. Kalau menurut saya sih tempat ini agak kurang terawat dan kotor ya. Semoga bisa diperbaiki oleh pengelola mengingat alun-alun ini adalah salah satu icon kota.

Suasana alun-alun Sukabumi

Sebelum pulang ke Jakarta tentu kami ingin mencari oleh-oleh dulu. Kami lalu melajukan mobil menuju Mochi Kaswari Lampion, toko mochi yang sudah legend di Sukabumi. 

Toko Kue Mochi Kaswari Lampion

Mochi adalah kue berbahan tepung dengan tekstur kenyal dan didalamnya berisi kacang tanah manis, Semua varian mochi yang dijual disini sebenarnya isiannya ya sama kacang tanah manis yang membedakan adalah rasa di “daging” / kue tepung yga membungkus kacang tersebut. Kenyal, lembut dan manisnya terasa begitu nikmat di mulut. Oleh-oleh yang saya beli adalah mochi original yang masih dibungkus dengan anyaman bambu, ditambah mochi rasa durian. 1 paket mochi original berisi 5 kotak mochi aneka macam rasa anyaman dengan bambu seharga 50 ribu, sedangkan mochi duriannya harganya 55 ribu. 

Oleh-oleh Kue Mochi

Selesainya membeli mochi kami pun kembali lagi ke Jakarta. Perjalanan pulang ini lebih lama karena ada macet parah lumayan panjang di perigaan menuju Pelabuhan Ratu, belum lagi di sekitaran sebelum Cigombong juga macet parah, sampai2 kami harus lewat jalur alternatif, mungkin karena weekend minggu malam banyak perantau / wisatawan yang mau kembali ke Jakarta kali ya. Sekitar 4 jam lebih sedikit perjalanan kami baru sampai Jakarta. 

Untuk itinerary tidak ada ya karena cuma kunjungan singkat 1 hari saja, sedangkan untuk rincian biaya menyeberangi jembatan Situ Gunung kesana kurang lebih seperti dibawah ini (Makan & tiket HTM dihitung hanya 1 orang saja ya):

Pertamax Jakarta-Sukabumi PP 200.000
Tol Jakarta-Sukabumi @32500 PP 65.000
Sarapan di Bubur Bunut Siliwangi 25.000
Parkir Kawasan Situgunung 15.000
HTM Suspension Bridge + Curug Sawer 50.000
Makan siang di Mamih Ungu 30.000
Oleh-oleh mochi kaswari 105.000
Total: 490.000

  

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *