Mendaki Gunung Lembu Purwakarta, Menikmati Pemandangan Waduk Jatiluhur Dari Batu Lembu – Gunung Lembu adalah sebuah gunung yang berada di desa Panyindangan, kecamatan Sukatani, kabupaten Purwakarta, sekitar kurang lebih 25 KM dari pusat kota Purwakarta. Letaknya sendiri tepat berada di pinggir waduk Jatiluhur. Jadi pemandangan yang nanti bisa kita dapat disini tentu saja suasana danau Jatiluhur dengan panorama hijau disekitarnya. Selain itu dari gunung ini kita bisa menikmati pemandangan indah Gunung Parang dan Gunung Bongkok yang lokasinya berada tak jauh dari Gunung Lembu. Gunung Lembu sendiri memiliki ketinggian 792 MDPL, tidak terlalu tinggi, jadi cukup cocok untuk pendaki pemula seperti saya, dan gunung ini juga bisa didaki secara tektok tanpa harus menginap. Jika berangkat dari Jakarta, lokasi nya berjarak sekitar 125 KM dengan waktu tempuh kurang lebih 2,5 jam kalau jalanan lancar gak macet.
Tujuan awal saya ingin mendaki gunung ini sebenarnya karena ingin mencoba sepatu baru, ya sepatu gunung yang murah-murah aja, sekaligus latihan buat nanti pengen naik gunung yang lebih advanced yaitu gunung Gede. Hari minggu 22 Mei 2022, jam 06:00 pagi dari Jakarta kami berangkat 4 orang, setelah beli sarapan nasi bungkus di sekitaran gedung Cyber, Mampang Prapatan. Rute yang ditempuh adalah masuk tol dalam kota, lanjut tol Jakarta-Cikampek, kemudian menuju tol Cipularang, dan keluar di KM 84 Pintu Tol Jatiluhur. Dari pintu tol nanti pertigaan belok kanan melewati jalan raya Cikampek-Padalarang. Nanti kalau sudah sampai di sekitaran Jembatan Cilalawi ada pertigaan keluar jalan raya dan menuju jalan kecil ke kanan. Setelah rel kereta ada perempatan belok kanan lagi, disitu juga sudah ada plang petunjuk ke Gunung Lembu 13KM. Ikutin saja sudah jalan kecil itu nanti akan sampai ke pos utama pendakian Gunung Lembu. Gampangnya pake google maps aja dah 😀 , aman kok jalurnya manusiawi masih bisa dilewatin mobil low mpv seperti yang kami kemarin. Jalanan setelah jalan raya cukup sempit hanya pas dilewatin simpangan mobil, bahkan di beberapa area mobil harus keluar ke bahu jalan biar muat kalau simpangan. Jalanan sebagian besar aspal, hanya makadam dan rusak di sekitar 3KM saja mendekati pintu masuk pendakian gunung Lembu, tapi masih bisa dilewatin mobil asal pelan-pelan saja. Kami juga sempat berhenti sebentar untuk sarapan pagi nasi bungkus yang dibeli dari Jakarta tadi di mushola sekitaran Sukatani biar nanti ada tenaga saat naik gunung. Akhirnya sekitar pukul 08:40 kami tiba di lokasi awal pendakian Gunung Lembu.
Lahan parkir disini sudah bisa menampung mobil tapi cukup terbatas hanya untuk sekitar kurang lebih 5 mobil saja, selebihnya untuk parkir motor. Biaya parkir mobil disini 10 ribu saja. Lalu sebelum mendaki kita perlu membeli tiket dan mendaftarkan diri di pos yang berada di warung warga yang tepat berada di pinggir jalan sebelum masuk lokasi parkir mobil. Harga tiketnya murah cuma 10 ribu saja per orang. Setelah ganti sepatu dan mempersiapkan bekal yang akan dibawa ke atas, sekitar jam 08:50 pagi kegiatan mendaki gunung Lembu Purwakarta pun dimulai.
Jalur awal pendakian gunung lembu
Jalur pendakian dimulai langsung dari belakang parkiran. Di awal pendakian medan yang dilewatin masih ladang warga, lalu agak keatas akan melewati rimbunan pohon bambu, di sini medan sudah mulai menanjak terjal. Check point pertama yang dilalui adalah saung ceria. Saung Ceria adalah saung sederhana berukuran cukup besar yang terbuat dari kayu yang bisa digunakan untuk istirahat atau bahkan menginap bagi yang tidak membawa tenda. Di sini juga ada kursi kecil dibawah pohon yang bisa digunakan untuk menikmati pemandangan alam sekitar. Dari sini pemandangan waduk Jatiluhur sebenarnya sudah cukup terlihat meskipun masih banyak tertutupi rimbunan pohon. Baru juga sampai check point paling awal, 2 anggota team sudah tepar ada yang muntah-muntah 😀 , jadilah kami beristirahat lumayan lama disini.
Suasana di pos bayangan Saung Ceria
Setelah istirahat kami melanjutkan perjalanan menuju pos 1. Jalur yang dilalui kurang lebih masih sama dengan banyak rimbunan pohon bambu. Sekitar pukul 09:20 akhirnya kami tiba di pos 1. Pos 1 ini terbagi menjadi 2 bagian dibawah dan diatas. Di pos 1 bagian bawah terdapat warung dan juga lokasi yang cukup lapang yang bisa digunakan untuk berkemah. Di sini tedapat pula spot foto jembatan bambu, tapi sayang sudah rusak, jadi ya ga bisa dipake 😀 . Kami berhenti lumayan lama disini menunggu teman yang ngeteh dan rebahan untuk memulihkan tenaga yang tepar dan sempat muntah di saung ceria tadi. Tak jauh naik keatas dari pos 1 ada warung lagi dan terdapat pula spot foto saung bambu yang melewati jembatan bambu. Dari sini terlihat pemandangan indah Gunung Bongkok & Gunung Parang dikelilingi panorama pepohonan hijau disekitarnya.
Suasana Pos 1, Gunung Bongkok & Parang terlihat dari sini
Selesai ambil gambar di pos 1, kami melanjutkan perjalanan lagi menuju pos 2. Kali ini medan yang dilalui sudah berupa hutan dengan pepohonan rimbun di sekitarnya. Jalan yang dilalui masih berupa tanah dan banyak tanjakan. Sedikit saran untuk mendaki gunung Lembu, untuk yang tidak memakai pakaian lengan panjang sebaiknya bawa body lotion, karena lumayan banyak nyamuk disini. Di sepanjang jalan juga banyak terdapat pohon yang batang & akarnya menghalangi jalur pendakian, sehingga pendaki harus sedikit membungkuk atau jongkok agar bisa melaluinya. Sebenarnya dari pos 1 menuju pos 2 ini akan melewati 2 petilasan, yaitu petilasan Jongrang Kalapitung dan Surya Kencana. Disinilah penyesalan saya, karena pas melewati jalur ini kok ya pas saya sambil lagi telponan & chatting cukup lama sama orang kantor yang butuh bantuan troubleshooting, jadinya saya ga konsen jadinya kelewatan ga sempat foto 2 petilasan tersebut, padahal teman dibelakang sempet mengingatkan juga tapi gak ngeh sama sekali 🙁 .
Jalur pendakian dari pos 1 menuju pos 2
Sekitar pukul 10:15 kami tiba di pos 2. Pos 2 ini adalah warung kecil yang berada di puncak bayangan. Kenapa disebut puncak bayangan, karena setelah ini medannya akan turun lagi, lalu setelah posisi agak dibawah dilanjutkan medan naik lagi menuju puncak utama Gunung Lembu. Dari pos 2 puncak bayangan ini pemandangan waduk Jatiluhur sudah terlihat cukup jelas.
Pemandangan dari pos 2 / puncak bayangan
Setelah ambil foto di puncak bayangan saatnya lanjut menuju puncak Gunung Lembu. Jalur pendakian dari puncak bayangan ke puncak utama ini kebanyakan adalah bebatuan. Pertama kita akan menuruni puncak utama melewati turunan bebatuan yang cukup curam, namun disini sudah terdapat tali tambang yang digunakan untuk mempermudah pendaki melewati turunan yang lumayan curam ini. Setelah agak turun dilanjut disambut tanjakan berbatu yang lumayan terjal, dan kembali di jalur yang curam sudah ada tali tambang yang memudahkan pendaki melewati tanjakan. Di sepanjang jalur ini masih terlihat pemandangan waduk Jatiluhur disebelah kanan. Patokan ketika sudah mendekati puncak adalah banyaknya bebatuan besar di pinggir jalan. On iya kalo di gunung sebaiknya jangan ngelantur ya entah itu disengaja atau tidak. Entah ada hubungannya atau tidak, pas lihat batu-batu itu saya ga sengaja keceplosan bilang batu-batu ini angker kali ya, eh ga lama kok ya langsung kesandung akar pohon, untung ga sampai jatuh 😀 .
Jalur pendakian dari puncak bayangan menuju puncak utama Gunung Lembu
Akhirnya setelah mendaki gunung Lembu Purwakarta selama hampir 2 jam, sekitar pukul 10:45 kami sampai juga di puncak. Di puncak Gunung Lembu ini sebenernya ga ada apa-apa sih, hanya tanah lapang yang ga begitu luas dengan dikelilingi pepohonan yang bisa dijadikan camping untuk beberapa tenda. Tapi tetep kurang afdol lah naik gunung kalo ga foto-foto dulu di puncaknya.
Puncak gunung lembu 792 Mdpl
Selesai foto-foto dipuncak saatnya menuju tujuan utama mendaki gunung Lembu Purwakarta yaitu batu lembu. Batu lembu ini posisinya kurang lebih agak turun 100 meter dari puncak, dan bisa ditempuh kurang lebih 10 menit saja dari puncak. Kenapa disebut batu lembu, karena bentuk dari batu ini yang mirip dengan punggung belakang lembu. Sekitar jam 11:00 kami sampai disini. Buat yang kelaparan atau kehausan jangan khawatir, karena di sini sudah ada warung yang dijaga oleh si pemilik yang biasa dipanggil Abah. Hal yang bisa didapat disini adalah cangkruk diatas bebatuan batu lembu sambil menikmati minuman hangat dari warung Abah dan snack yang dibawa dari bawah tadi.
Batu Lembu
Dan tentu saja menikmati pemandangan indah yang disajikan dari atas batu lembu. Pemandangan yang bisa didapat disini adalah suasana hijau pedesaan dibawah gunung, waduk Jatiluhur dengan airnya yang diselimuti banyak tambak-tambak, serta gunung Parang dan gunung Bongkok yang terlihat di sisi lainnya. Lumayanlah buat healing untuk mengurangi suntuk rutinitas sehari-hari di ibukota. Kurang lebih sekitar hampir 2 jam kami santai-santai menikmati pemandangan alam sekitar dari batu lembu, tentu saja sambil foto-foto.
Pemandangan waduk Jatiluhur dari batu lembu
Suasana batu lembu
Sekitar pukul 12:50, setelah puas menikmati suasana batu lembu kami bersiap turun. Kali ini Abah menawarkan diri untuk mendampingi, karena beliau juga mau turun. Untuk jalur turun ini, oleh Abah kami dilewatkan jalur warga lokal yang bukan jalur pendakian dan tidak kembali melewati jalur seperti saat tadi berangkat. Menurut abah jalur ini jauh lebih pendek dan singkat, dan juga lebih landai, tidak perlu memutar naik turun puncak utama & puncak bayangan, dan tidak perlu melewati tanjakan & turunan curam di beberapa lokasi seerti di jalur pendakian yang tadi. Memang benar sih itu, tapi jalur ini posisinya melewati punggung gunung, jadi ya pas disebelah kirinya jurang, kalau buat orang yang phobia ketinggian seperti saya sih sebenernya lebih milih yang jalur waktu berangkat tadi, meski terjal & naik turun tapi lebih aman karena posisi jalur banyak di tengah dan ga pas di punggung gunung & pinggir jurang langsung 😀 . Di jalur ini juga melewati beberapa batuan besar dan kita akan berjalan diatas jembatan bambu buatan warga pas di pinggir bebatuan.
Turun gunung melalui jalur warga lokal, melewati banyak bebatuan pinggir jurang
Ada satu momen tak terduga saat turun gunung ini, dimana ada pohon besar tumbang yang menutupi jalur sehingga tidak bisa dilewati. Tapi untungnya masih ada Abah yang membawa golok, sehingga beliau membukakan jalan buat kami dengan memotong beberapa ranting dan batang pohon, sehingga kami bisa menerobos di tengah dedauan pohon tumbang tadi. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami ketemu juga sama persimpangan dengan jalur utama pendakian. Posisinya tak jauh dari pos 1, dimana ada jalur kecil berbelok ditengah rimbunnya pohon bambu, yang kalau bukan warga lokal sepertinya akan tidak begitu memperhatikan 😀 .
Pohon tumbang menghalangi jalur turun
Pukul 13:45 kami sudah sampai di parkiran bawah, ga sampai 1 jam ternyata, karena memang jalur lebih dekat 😀 . Kami istirahat dulu lumayan lama di pos pendaftaran sambil bersih-bersih cuci muka. Setelah dirasa cukup fresh & stamina sudah OK kami bersiap untuk pulang. Karena tadi diatas cuma makan snack, pisang, dan roti saja tentu perut masih kurang puas dan harus makan nasi & kuliner Purwakarta yaitu sate Maranggi. Kalau lihat-lihat di google, sate maranggi paling terkenal adalah Sate Maranggi Hj.Yetty, tapi kami tidak kesana, karena lokasinya yang jauh dari Gunung Lembu yaitu di Cibungur, dan kalo lihat di reviewnya kok harganya mahal banget, kurang sesuai kantong traveller kere seperti saya 😀 .
Akhirnya kami cari saja sate maranggi yang ada di dekat pusat kota Purwakarta, dan jika melihat rekomendasi yang di sekitaran kota Purwakarta, akhirnya kami menuju ke Sate Maranggi Maskar Ajib. Lokasinya sendiri tak jauh dari Taman Sri Baduga, hanya sekitar 800 meter saja di sebelah baratnya. Sate Maranggi adalah sate khas Sunda, yang membedakan sate ini dengan sate-sate lainnya adalah adalah proses perendaman daging dalam bumbu sebelum dibuat menjadi sate dan dimasak. Jadi kalau makan sate maranggi, meski tanpa saus seperti sate-sate pada umumnya sebenernya juga gak apa2, karena bumbunya sudah meresap dengan daging. Sate maranggi disini disajikan dengan nasi dan sambal hitam + sambal tomat. Tak lupa sebelum makan sate kami ngemil Ladu, jajanan sunda yang terbuat dari ketan, yang kalau di jawa sekilas bentuk dan rasanya seperti jenang. Kalau menurut saya sate maranggi disini rasanya enak, bumbunya meresap ke daging, satenya juga empuk, dan harganya juga ga terlalu mahal banget, makan 4 orang + snack ladu, nasi masing2 tambah, habisnya 175 ribu. Kalau nanti ke kota Purwakarta lagi, mungkin akan mampir lagi makan disini.
Makan siang & sore di sate maranggi Maskar Ajib
Setelah kenyang sebelum pulang Jakarta kami mampir sebentar ke Taman Sribaduga. Suasana disana sangat ramai, tapi sayangnya untuk taman air mancurnya sendiri tidak dibuka untuk umum pada saat itu, jadinya ya hanya bisa foto sekilas saja dari luar.
Taman Sri Baduga
Kurang lebih seperti itu perjalanan mendaki Gunung Lembu Purwakarta, kalau menurut saya cukup worth it lah dijadikan tempat healing menghabiskan akhir pekan. Selain karena lokasinya yang tidak jauh dari Jakarta, gunung ini bisa didaki tektok, dan pemandangan yang disajikan juga bagus. Selain gunung Lembu, untuk alternatif gunung yang pendek dengan trek tidak terlalu sulit dan tidak jauh dari Jakarta, mungkin anda juga bisa mencoba naik Gunung Munara, yang artikelnya bisa anda baca di sini. Untuk biaya yang perlu di persiapkan jika ingin menuju ke Gunung Lembu kurang lebih seperti dibawah ini ya (Asumsi biaya bepergian sebanyak 4 orang):
Keperluan | Biaya |
Pertamax Jakarta-Purwakarta PP | 250000 |
E-toll Jakarta-Purwakarta PP | 87000 |
Bekal minum & snack buat di gunung | 120000 |
Sarapan pagi nasi bungkus @10000 4 orang | 40000 |
Parkir mobil gunung lembu | 10000 |
HTM naik gunung lembu @10000 4 orang | 40000 |
Beli minuman hangat di batu lembu 4 orang | 30000 |
Makan sate maranggi di Warung Maskar Ajib 4 orang | 175000 |
Parkir taman sri baduga | 3000 |
Total Biaya | 755000 |
Total biaya per orang = @188750 |
Buat pembaca yang belum pernah mendaki, dan ingin mencoba mendaki gunung dengan ketinggian yang tidak terlalu tinggi dan durasi yang tidak terlalu lama, setelah membaca artikel Mendaki Gunung Lembu Purwakarta, Menikmati Pemandangan Waduk Jatiluhur Dari Batu Lembu, harusnya sudah ada pandangan ya, harus menuju gunung mana untuk memulai pendakian. 😀